Jumat, 08 January 2021 00:00 UTC
ATAP HILANG: Abdul Ghofur, warga Dusun Sidokalang, Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, yang baru saja melihat atap rumahnya rusak parah dan kini bangunannya tidak beratap setelah diterjang puting beliung. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Rumah milik Abdul Ghofur, warga Dusun Sidokalang, Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, mengalami rusak parah setelah diterjang angin puting beliung pada Kamis, 7 Januari 2021.
Angin puting beliung juga merusak sejumlah rumah warga lainnya dan menumbangkan pohon di Desa Penompo. Beberapa pohon yang tumbang bahkan menimpa rumah warga. Kejadian tersebut tak ada korban jiwa.
"Kejadian pukul tiga sore (15.00 WIB), saat itu turun hujan disertai dengan angin. Hujannya juga awalnya gak deras, tapi lama-lama deras dan anginnya juga kencang," kata pria yang mengalami luka ringan di tangan kirinya, saat di temui jatimnet.com, Jumat, 8 Januari 2021 pagi.
Menurut dia, hujan dan angin puting beliung itu tak berlangsung lama, sekitar lima menit. Namun, sejumlah rumah rusak berat akibat musibah itu.
BACA JUGA: 5.432 hektar Lahan Pertanian di Jatim Terdampak Banjir
Akibat bencana itu, terdapat tujuh rumah warga yang atapnya rusak. Namun rumah yang mengalami rusak parah milik Abdul Ghofur dan Yulianti. Seluruh atap rumah tersingkap dan sejumlah bata rumah berjatuhan.
Saat angin kencang Ghofur sapaannya memilih menetap di dalam rumah bertahan bersama ayahnya. "Saya di dalam saja sama ayah, sampai anginnya reda. Diam di pojokkan rumah. Kerugian sekitar Rp 23 jutaan," ucapnya.
Sementara, bangunan rumah Yulianti yang berada di belakang rumah Ghofur juga mengalami rusak parah di bagian atap. Beberapa atap galvalumnya terlihat tersangkut di pohon mangga belakang rumahnya.
"Saya di dalam rumah, lagi makan sama anak. Tau-tau atap saya tersingkap," beber ibu rumah tangga yang nyambi produksi keripik pisang dan tempe di rumahnya.
BACA JUGA: Marinir Bantu Evakuasi dan Pasok Makanan Warga Terisolir Banjir Kali Lamong
Tampak di dalam rumah genangan air bekas hujan masih tersisa, beberapa barang miliknya basah kuyup. Tak ayal, dirinya bersama anak dan suami mengungsi ke rumah saudara yang tak jauh dari tempat tinggalnya. "Karena kondisi rumah begini, saya akhirnya tidur di rumah kaka saya," imbuhnya.
Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Moch. Zaini, mengatakan ada tujuh rumah yang mengalami kerusakan utamanya dibagian atap. Lantaran, terhempas kencangnya angin. Tercatat kecepatan angin mencapai 40 kilometer per jam.
"Selain menyebabkan kerusakan pada rumah karena tersapu angin, hujan disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang yang menimpa warung dan meluapnya air selokan ke poros jalan," jelasnya.
Zaini, menyebut kerusakan material tujuh rumah tersebut diduga mencapai ratusan juta rupiah."Warga yang rumahnya rusak itu saat ini mengungsi di rumah keluarga mereka sebagian ada yang masih bertahan," tandasnya.