Selasa, 07 April 2020 09:43 UTC
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agung Mulyono. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pergerakan pasien positif covid-19 di Jawa Timur belum juga menunjukkan penurunan. Sempat diumumkan nol pasien pada Kamis 2 April 2020, namun sehari berikutnya melonjak menjadi 49 orang.
Hal ini membuat Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Agung Mulyono menilai pemerintah provinsi harus segera menyiapkan rumah sakit darurat covid-19. Langkah ini sebagai antisipasi apabila terjadi peningkatan jumlah pasien positif di Jatim.
“Saya mengambil contoh di Jakarta yang memanfaatkan wisma atlet sebagai rumah sakit darurat. Di Jatim banyak sekali gedung milik pemprov yang bisa dijadikan rumah sakit darurat covid-19,” kata Agung Mulyono, Selasa 7 April 2020.
BACA JUGA: Trenggalek Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19 di Jatim
Selama ini pasien covid-19 hanya dirujuk di semua rumah sakit rujukan di Jatim. Mereka membaur dengan pasien umum atau pasien penyakit lainnya di luar penyakit yang juga disebut SARS CoV-2. Sehingga menimbulkan ketakutan pada masyarakat untuk datang ke pelayanan kesehatan.
“Ketakutan masyarakat untuk datang ke rumah sakit makin tinggi, karena kawatir tertular covid-19. Setidaknya harus ada rumah sakit darurat dan tenaga medis khusus untuk merawat pasien ini,” terangnya.
Sementara Ketua Gugus Tugas Rumpun Kuratif, Dr Joni Wahyuhadi mengaku telah menyiapkan dua rumah sakit besar yang dalam waktu dekat bisa dipakai sebagai rumah sakit rujukan utama. Kedua rumah sakit yang dimaksud yakni RSUD Dr Soetomo dan Rumah Sakit Penyakit Tropik dan Infeksi (RSPTI).
BACA JUGA: Tim Tracing Covid-19 Petakan 23 Klaster Penularan
“Rumah Sakit Unair RSPTI itu di sebelahnya, yang memang khusus untuk penyakit menular. Ini sedang dilakukan pembenahan, Insya Allah dalam beberapa minggu ke depan keduanya sudah siap,” kata Joni saat dikonfirmasi terpisah.
Kedua rumah sakit tersebut, menurut pria yang juga Direktur Utama RSUD Dr Soetomo ini, memiliki kapasitas yang cukup besar. Sebab, selama ini ia tidak memungkiri rumah sakit rujukan hanya memiliki ruang isolasi yang terbatas.
“Jadi begitu ada gejala atau tanda-tanda covid-19 langsung diarahkan ke sana (dua RS rujukan),” tandasnya.