Logo

DPR RI Akan Melakukan Pendekatan Adat untuk Bertemu Mahasiswa Papua

Reporter:,Editor:

Rabu, 21 August 2019 10:13 UTC

DPR RI Akan Melakukan Pendekatan Adat untuk Bertemu Mahasiswa Papua

GAGAL BERTEMU: Anggota DPR RI daerah pemilihan Papua dan Papua Barat setelah gagal bertemu dengan mahasiswa Papua di AMP. Foto: Baehaqi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Usai gagal masuk ke Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Surabaya, anggota DPR RI daerah pemilihan Papua dan Papua Barat akan melakukan pendekatan adat.

"Kami tetap mengupayakan pendekatan adat. Pendekatan ini untuk bertemu dengan mereka," ujar anggota DPR RI daerah pemilihan Papua Barat, Jimmy Demianus Ijie, Rabu 21 Agustus 2019.

Jimmy yang datang bersama Maikel Watimena legislatif asal Papua, Stefen Abraham anggota DPR RI dari Papua, dan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon akan kembali ke Jakarta terlebih dahulu. Mereka akan menyiapkan pertemuan dengan lebih matang lagi bersama mahasiswa Papua.

BACA JUGA: Lenis Kogoya Panggil Khofifah Mama Papua

Menurutnya masih ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan penghuni AMP. Tertahannya para anggota legislatif di luar AMP bukan berarti gagal bertemu.

"Mungkin kami datang akan mempersiapkan lagi. Mungkin juga didahului dengan prosesi adat, baru mereka bisa menerima. Karena biasa di Papua itu kalau orang malu harus ditebus dan bayarannya mahal," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon bersama beberapa anggota DPR RI daerah pemilihan Papua dan Papua Barat mendatangi AMP di Jalan Kalasan Surabaya, Rabu 21 Agustus 2019 siang.

BACA JUGA: Pertemuan Gubernur Jatim, Papua, dan Papua Barat Digelar Akhir Agustus

Kedatangan DPR RI ke AMP untuk mendengar langsung apa yang terjadi. "Kami juga ingin bertemu dengan pemerintah daerah, Pemprov Jatim, Pemkot Malang, dan juga gubernur serta pihak terkait," kata Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon.

Pihaknya menyebut ingin mengetahui sejauh mana komunikasi yang sudah dijalin antara mahasiswa Papua dengan pemerintah daerah.

Politisi Partai Gerindra itu berharap masalah yang terjadi di Surabaya dan Malang, dengan cepat dapat diselesaikan.

"Kemarin kami sudah mulai rapat. Kami ada tim juga yang mungkin khusus, tim pemantauan dari pelaksanaan otonomi khsusus Papua dan Papua Barat," kata Fadli Zon.