Logo

Dinkes Jatim Pastikan Imunisasi Polio Tetap Jadi Priortas di Tengah Pandemi

Reporter:,Editor:

Sabtu, 21 November 2020 01:00 UTC

Dinkes Jatim Pastikan Imunisasi Polio Tetap Jadi Priortas di Tengah Pandemi

IMUNISASI: Meski dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, namun antusias para pelajar untuk mengikuti imunisasi tidak berkurang sedikit pun. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Herlin Ferliana memastikan tidak mengabaikan imunisasi polio, surveilans Acut Flaccid Paralysis (AFP) dan pemeriksaan laboratorium polio. 

Pihaknya membeberkan, per 31 Oktober 2020, imunisasi polio jenis OPV1 pada usia anak 0-1 bulan sudah mencapai 82,54 persen. Kemudian cakupan imunisasi polio jenis OPV2 untuk anak usia 2 bulan telah mencapai 82,17 persen. 

Capaian polio jenis OPV3 untuk anak usia 3 bulan juga cukup besar sebanyak 81,16 persen, OPV4 anak usia 4 bulan mencapai 79,79 persen, dan IPV yang dilakukan bersamaan dengan OPV4 mencapai 30,33 persen. 

“Artinya meskipun dalam keadaan kami masih tetap prioritaskan polio pada anak,” ujar Herlin, Jumat 20 November 2020.

BACA JUGA: Pakar Ingatkan Pentingnya Imunisasi IRL di Tengah Pandemi Covid-19

Virus polio mempuntai tiga strain mutasi, yakni polio tipe 1, 2, dan 3. Sementara rata-rata menyerang anak berusia di bawah 15 tahun. 

Virus polio, kata dia, memiliki gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, myalgia, dan sebagainya. Efeknya, bisa berpotensi kelumpuhan yang bersifat layuh (lunglai). 

Masa inkubasi poliomeylitis antara tiga hari sampai dengan enam hari. "Organ tubuh yang paling rentan diserang virus ini adalah alat gerak, yaitu tangan dan kaki," kata dia. 

Pun demikian, sebenarnya tingkat kematian akibat polio terbilang rendah. Hanya sekitar 2-5 persen dari jumlah penderita. "Namun dampak kecacatannya yang hebat adalah kelumpuhan yang bersifat permanen," tegasnya.

BACA JUGA: Lima Pilar Program Percepatan Menurunkan Stunting

Karenanya, ia berharap, semua pihak ikut terlibat mengedukasi pentingnya imunisasi polio bagi anak. Tak hanya pada cakupan OPV1 saja tapi harus lengkap hingga IPV. 

"Segera melaporkan ke puskesmas apabila menemukan keluarga atau tetangga anak usia kurang dari 15 tahun yang secara mendadak lumpuh, agar puskesmas menindaklanjutinya dengan verifikasi ke lapangan,” tandasnya. 

Sebelumnya, pakar infeksi dan pediatrik tropis Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, Ismoedijanto mengingatkan, pentingnya imunisasi polio. Tidak dapat dipungkiri akan terjadi penurunan cakupan imunisasi rutin lengkap (IRL) di tingkat regional maupun nasional selama masa pandemi Covid-19. 

Bayang-bayang itu ada, mengingat tahun lalu saja imunisasi terbilang rendah, yakni sekitar 60-70 persen. Jika cakupan terus rendah di tahun ini, maka ada kemungkinan terjadinya KLB wabah selain Covid-19. 

“Jika orang tua takut, cakupan imunisasi semakin rendah dan bahaya penyakit-penyakit PD3I sangat memungkinkan terjadi," kata dia.