Logo

Dindik Jatim Persilahkan SMK Lakukan Prakerin

Reporter:,Editor:

Kamis, 15 October 2020 03:40 UTC

Dindik Jatim Persilahkan SMK Lakukan Prakerin

Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Wahid Wahyudi. Foto: Baehaqi/Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi mempersilahkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan praktik kerja industri (Prakerin) yang rencananya dimulai Januari 2021. 

Hanya saja, Wahid mengingatkan kepada semua siswa agar tetap memperhatikan protokol kesehatan. Karena, selama Prakerin siswa itu berjumpa secara langsung dengan orang banyak. 

Artinya yang diberlakukan model pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab itu, pihaknya mengingatkan agar siswa tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

BACA JUGA: Dindik Jatim Memperbanyak Jumlah Sekolah yang Dibuka

“Kalau praktek memang harus tatap muka, sedangkan teorinya cukup melalui daring. Dan yang terpenting adalah protokol kesehatan harus diutamakan, kata Wahid, Rabu 14 Oktober 2020. 

Sementara soal evaluasi pembelajaran daring, Wahid mengakui, kurang efektif. Ia menilai ada penurunan kualitas pendidikan selama pembelajaran jarak jauh. “Mungkin karena ini tahun pertama pembelajaran daring, sehingga daya tangkapnya lebih tinggi ketika tatap muka," ungkapnya. 

Ada sejumlah pelajaran yang dikeluhkan, seperti matematika, fisika, dan kimia. Para siswa mengalami penurunan ketika dilakukan dengan metode daring. Hal ini di karena proses belajar mengajar menimbulkan disparitas. 

BACA JUGA: Dinas Pendidikan Jatim Rencana Tambah Jumlah SMA/SMK Tatap Muka

Selain itu banyak guru maupun siswa tidak siap dengan metode ini. “Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan kreativitas dari para guru dari tenaga kependidikan, serta masyarakat termasuk siswa, agar tujuan kualitas pendidikan bisa berjalan,” jelasnya.

Rencananya, dalam waktu dekat Dinas Pendidikan Jawa Timur akan memperluas jumlah sekolah yang akan melakukan pembelajaran tatap muka. “Sementara ini kami mengizinkan 25 persen dari jumlah SMK yang ada pada masing-masing kabupaten/kota," tegasnya. 

"Kenapa SMK mendapat prioritas karena SMK butuh banyak praktek. Selain itu pertimbangan kami adalah anak-anak SMK ini memiliki kondisi badan yang sudah bagus. Dan juga bisa mematuhi protokol kesehatan dengan baik,” imbuhnya.