Jumat, 17 August 2018 10:21 UTC
TNI akan melengkapi persenjataan berbasis teknologi digital. FOTO: Rochman Arief
JATIMNET.COM, Jakarta – Pemerintah menargetkan seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI berbasis digital. Program ini untuk menyesuaikan kemajuan zaman seiring dengan penggunaan big data.
Dikutip dari Antara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebutkan tahun ini Indonesia akan memasuki revolusi industri 4.0. Setidaknya revolusi industri 4.0 ini membutuhkan penggunaan data internet yang kini sudah digunakan seluruh penduduk dunia.
“Kita harus meningkatkan kemampuan alutsista kita di era digital ini. Apalagi sekarang setiap orang terhubung dengan internet. Jadi, keterbukaan informasi semakin lebar, dan perlu diimbangi dengan perkembangan revolusi industri tersebut,” kata Hadi di Istana Merdeka di sela-sela peringatan hari Kemerdekaan ke-73 RI, Jumat, 17 Agustus 2018.
Menurutnya, perubahan akibat revolusi industri 4.0 membawa perubahan yang sangat besar. Terlebih saat ini banyak negara yang menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang menggunakan big data.
Big data merupakan himpunan data dalam jumlah yang saangat besar baik yang terstruktur maupun tidak. Penggunaan big data ini sangat penting guna menunjang program digitalisasi alutsista.
“Semua alusista digunakan untuk big data. Perang semakin terbuka dan tidak kenal batas sehingga doktrin pun harus melakukan penyesuaian,” jelas pria kelahiran Malang 8 November 1963 itu.
Kementerian Pertahanan dan TNI telah membuat perencanaan pertahanan tahun 2019. Ada enam arah kebijakan untuk penguatan pertahanan. Paling utama adalah penyelenggaraan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam rangka pengamanan Pemilu.
Dua program lainnya adalah pengadaan alutsista TNI dalam rangka pemenuhan MEF dan pemeliharaan dan perawatan alutsista TNI.
Program keempat pembangunan sarana dan prasarana satuan alutsista TNI dan satuan baru, serta peningkatan sarana dan prasarana perbatasan, dan terakhir adalah penguatan industri pertahanan.
TNI juga memiliki sasaran antara melalui alokasi anggaran fungsi pertahanan tahun 2019 mendatang. Sedikitnya ada lima sasaran yang akan dicapai, yakni pengadaan 125 paket kendaran taktis, suku cadang, kendaraan tempur, dan suku cadang kendaraan taktis.
Selain itu pengadaan/penggantian tiga unit kendaraan tempur, pengadaan/penggantian 688 pucuk senjata dan amunisi, pembangunan 18 unit KRI, KAL, dan Alpung.