Logo

Diduga Tercemar Limbah, Aliran Kali Berubah Merah Bata

Reporter:,Editor:

Kamis, 06 January 2022 07:00 UTC

Diduga Tercemar Limbah, Aliran Kali Berubah Merah Bata

LIMBAH:Salah satu warga menunjukkan aliran permukaan kali yang diberi keramba untuk memancing berubah berwarna merah bata. Foto : Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Aliran kali di Dusun Kuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar berbatasan dengan Desa Tinggarbuntut, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto berubah warna menjadi merah bata. Perubahan ada dugan karena limbah.

Dari informasi didapat, perubahan warna sungai itu terjadi sejak tiga hari lalu pada Senin, 3 Desember 2021. Bahkan, aliran sungai warna merah bata itu semakin pekat ketika berada di aliran yang diberi penghalang keramba untuk warga memancing.

"Dari tiga hari lalu warnanya berubah, biasanya bening. Ini jadi merah," kata Ketua Rukun Tetangga (RT) Mahmud sembari menunjukkan permukaan aliran air yang memerah, Kamis, 6 Januari 2021.

Ia mencoba turun dan mengambil sedikit air yang berubah warna. Terlihat seperti berminyak, ada sedikit buih atau busa, meski di tengah panas matahari tak ada bau yang menyengat.

Baca Juga: DLH Mojokerto Uji Sampel Limbah yang Dibuang Ilegal Dekat Permukiman di Ngoro

Namun, jika dipegang menyebabkan lengket ditangan. "Ini gak ada baunya, kaya berminyak. Tapi ini lengket, warnanya agak gak hilang," sembari menunjukkan menunjukkan sisa bekas cairan pekat itu.

Lantaran adanya perubahan warna pekat di permukaan aliran tersebut, lanjut Mahmud, para warga sekitar enggan melakukan aktivitas memancing bersama saat ini. Sebab ikan-ikan yang ditebar warga disepanjang aliran kali tak mau naik ke permukaan yang tercemar. Seperti lele dan gabus.

"Kita memang gak merasakan dampak yah, cuman sekarang sudah gak ada yang mancing. Biasanya warga mancing, apalagi kalau sabtu minggu pada mancing rame-rame di keramba sungai itu," ujarnya.

Pekerja borongan sandal ini mengungkapkan, bahwa tak ada pabrik di sekitar pemukiman warga dan aliran sungai yang mengarah ke Kali Sadar ini. Namun, ia tak menampik jika para pemilik usaha rambak membuang limbahnya ke sungai.

Baca Juga: Polres Mojokerto Selidiki Pembuangan Sampah Bercampur Abu Diduga Limbah B3  

Hanya saja, limbah rambak tak pernah menyebabkan perubahan warna. "Gak tau juga ini dari mana, dari DAM sana warnanya sudah berubah. Gak ada pabrik di sini, kalau usaha rambak ada. Kalau buang ke kali, tapi warnanya gak berubah. Tetap bening," katanya.

Terpisah, Camat Mojoanyar Amzar Azhari Siregar saat dikonfirmasi atas temuan tersebut. Ia meminta kepala desa setempat untuk melakukan penelusuran awal.

"Saya sudah minta kades untuk menelusuri penyebabnya. Sementara dari laporan kades, itu gelembung seperti lumut. Kalau dibendung permukaan atas tidak mengalir ya seperti itu. Gelembung atau busanya juga seperti itu," ujar Amzar.