Logo

Di atas kursi roda, Mat Solar ajak kembangkan potensi kemaritiman

Reporter:

Minggu, 16 September 2018 02:55 UTC

Di atas kursi roda, Mat Solar ajak kembangkan potensi kemaritiman

Mat Solar (di atas kursi roda) saat menghadiri wisuda anaknya di ITS

JATIMNET.COM, Surabaya – Pelawak Nasrullah atau yang beken dipanggil Mat Solar lama tak muncul di televisi. Tak dinyana, ia muncul saat wisuda di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Ia menghadiri wisuda anaknya, Mikhail Ali Shidqi, yang jadi salah satu wisudawan terbaik ITS.

Meski di atas kursi roda, Mat Solar sangat bersemangat berbicara mengenai potensi kemaritiman di Indonesia. Menurutnya, sumber daya manusia di bidang perkapalan sangat banyak. Oleh sebab itu program pemerintah tentang laut harus segera terealisasi dengan cepat dan benar. “Wisudawan ini memiliki banyak pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya laut, sangat rugi apabila tidak bisa diimplementasikan pada negara Indonesia,” ungkap pria asli Betawi ini.

Menurut Mat Solar, kampus ITS sendiri sangat membantu di bidang kemaritiman. Contoh kecilnya adalah adanya PT PAL yang dibangun oleh presiden ketiga Republik Indonesia Prof BJ Habibie. “Habibie membangun PT PAL karena ada kampus ITS, kampus yang juga dikenal sebagai kampus maritim,” imbuh pria yang juga pernah bermain di sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini.

Namun, menurutnya, saat ini Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar dalam mengelola laut yakni mengubah lautan yang luas menjadi daratan. Maksudnya, pola hidup bangsa yang tidak selalu berada di darat. “Pola hidup di laut artinya memanfaatkan luasnya laut Indonesia,” tutur pria yang pernah berkuliah di jurusan Sosiologi Universitas Indonesia ini.

Mat Solar atau Nasrullah ini mencontohkan tentang program pemerintah mengenai tol laut. Program tol laut sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Apabila program ini bisa terealisasi, masyarakat Indonesia bisa sejahtera. “Dengan adanya tol laut, ilmu dari wisudawan ini mampu diimplementasikan,” kata lelaki yang dianugerahi tiga anak ini.

Letak geografis Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudra. Oleh sebab itu Indonesia berada pada daerah koral dan ikan terbanyak di dunia atau disebut golden coral triangle. Namun, saat ini Indonesia masih belum bisa memanfaatkan laut yang sangat luas. “Indonesia belum memiliki konsep yang cukup baik dalam mengelola laut untuk menjadi daerah wisata hingga sumber ekonomi,” ujar pria yang kelahiran 1962 ini.

Nasrullah mencontohkan negara Singapura yang memiliki konsep pengelolaan laut yang sangat baik. Singapura mampu membuat pelabuhan internasional yang menjadi pusat perdagangan. “Meskipun daerah jajahan Inggris namun Singapura mampu melihat potensi laut mereka, Indonesia seharusnya mampu menjadi seperti itu,” pungkasnya.