Logo

Dewan Gresik Sorot Pembangunan Landmark Garling dari Dana CSR

Reporter:,Editor:

Senin, 17 February 2020 03:10 UTC

Dewan Gresik Sorot Pembangunan Landmark Garling dari Dana CSR

DISOROT: Lokasi penbangunan Landmark Garling di perempatan Jalan Panglima Sudirman, Gresik bertuliskan "Bangun Terus Tugunya Hingga Lupa Banjir" oleh orang tak bertanggungjawab disorot DPRD. Foto: Agus

JATIMNET.COM, Gresik - Pembangunan Landmark Gardu Suling (Garling) di perempatan Gedung Nasional Indonesia (GNI) Jalan Panglima Sudirman yang tengah dikerjakan sejak akhir Januari lalu disorot Komisi III DPRD Gresik.

Sebab, pemerintah dalam memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari salah satu Badan Usaha Milik Negera (BUMN) tersebut, kurang mencerminkan efektivitas pengelolaan anggaran yang berkelanjutan.

Anggota Komisi IIl DPRD Gresik, Lutfi Dawam mengaku heran dengan akan dibangunnya gardu suling tersebut. Padahal gardu suling (garling) yang sudah puluhan tahun berdiri masih ada dan tidak dimanfaatkan.

BACA JUGA: Tunggu Evaluasi Pemprov Jatim, Tarif Parkir Tepi Jalan Umum di Gresik Berencana Naik

"Monumen Garling yang asli di jalan Raden Santri justru tidak terurus. Kenapa membuat replika monumen Garling?. Padahal tinggal merawatnya saja," kata Legislator dari Partai Gerindra, Minggu 16 Februari 2020.

Menurutnya, Pemkab Gresik tidak belajar dari pembangunan Landmark Gajah Mungkur yang di simpang lima Petrokimia Gresik Kelurahan Sukorame yang saat ini jadi sorotan nasional. "Sebaiknya, pemerintah bisa mengoptimalkan perawatan dan publikasi cagar budaya yang sudah ada," paparnya.

Sementara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II) Ida Lailatus Sa'diyah menjelaskan bahwa pembangunan monumen Garling sudah melalui berbagai kajian, seperti belajar dari landmark Gajah Mungkur yang menjadi pembicaraan masyarakat.

BACA JUGA: Ribuan Peserta Empat Kabupaten Ikuti Tes Seleksi Kompetensi Dasar CPNS di Gedung WEP Gresik

"Konsep hasil kaji ulang sudah selesai, tinggal proses pembangunan saja yang masih berjalan. Kami harap setelah pembangunan selesai nanti tidak ada polemik lagi soal landmark," katanya saat dikonfirmasi.

Lebih jauh, Ida menyampaikan, monumen Garling menjadi replika yang asli dan diambil sesuai fungsinya, yakni penanda waktu Salat dan sekaligus menandakan Gresik sebagai kota Santri dan menjadi tetenger keempat yang digarap Pemkab Gresik lewat dana CSR  Pembangkit Jawa Bali (PJB).

Sebelumnya, tetenger lain yakni Gajah Mungkur di simpang lima Petrokimia Gresik dari CSR Petrokimia Gresik, kemudian, Tugu Lontar di simpang empat Kebomas dari CSR PT Smelting, dan Keris Sumilang Gandring di simpang empat Sentolang dari CSR PT Wilmar Nabati Indonesia.