Sabtu, 01 December 2018 16:34 UTC
Petugas Bumdes Ijen Lestari belajar mengoperasikan mesin sealer packaging kopi. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Desa Tamansari di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Ijen Lestari mengembangkan brand produk kopi mereka. Brand ini dikembangkan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil panen masyarakat pemilik perkebunan kopi seluas lebih dari 500 hektare itu.
Brand Ijen Coffee diambil untuk membantu mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut berasal dari wilayah dekat Gunung Ijen. Desain label juga menggunakan latar belakang Kawah Ijen dengan ragam warna yang eye catching.
"Sebelumnya kopi yang kami buat hanya untuk suguhan tamu, ada yang dibungkusi secara sederhana dan dicap nama orangnya untuk dijual," kata Ketua Bumdes Ijen Lestari, Bambang Hadi Supriyadi di kantornya, Sabtu 1 Desember 2018.
BACA JUGA: Sepuluh Pengusaha Kopi Ikuti Pameran di Inggris
Brand itu dikelola Bumdes dengan menerima kopi dari masyarakat lokal, juga untuk menghindarkan petani dari praktik ijon atau tebas oleh para tengkulak. Bambang menjelaskan kopi diambil dari petani dengan harga di atas pasaran kemudian Bumdes mengambil sedikit keuntungan saat menjual sebagai produk jadi.
Selain itu masyarakat petani yang telah menerima pelatihan pengolahan kopi on farm hingga pasca panen dibebaskan mengembangkan produk mereka sendiri. Petani juga mendapatkan pengertian bahwa semakin baik pengolahan ladang dan pengelolaan pasca panen akan membuat kopi semakin berkualitas.
BACA JUGA: Ini Penjelasan Ilmiah Kaitan Kopi Dan Kanker
"Kami berusaha menyerap kopi dari petani dengan harga di atas pasaran. Saya ingin mereka terbebas dari tengkulak-tengkulak," ujar Bambang lagi.
Pengembangan potensi kopi di desa yang memiliki akses ke Gunung Ijen itu merupakan bagian dari program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur.
Selama 6 bulan, 5 orang doktor multi disiplin ilmu memberikan pelatihan terkait pengelolaan kebun, pasca panen, internet marketing, desain produk, hingga memberikan sampel packaging dan 1 unit mesin sealer kepada Bumdes dan 5 kelompok tani.
"Pengelolaan merupakan jaminan kualitas kopi. Tidak hanya tumbuhnya pohon, cita rasa dipengaruhi pasca panen, termasuk proses pengeringan, penyimpanan, roasting, hingga pengolahan menjadi minuman," kata Ketua Program Doktor Mengabdi Dr. Muhammad Nuh.
Dia mengatakan tujuan program itu untuk memberikan kontribusi akademisi untuk Bumdes Ijen Lestari. Tidak hanya pengelolaan kebun hingga pengolahan produk kopi, diberikan juga pelatihan akuntansi usaha Bumdes.
BACA JUGA: Kopi Wonosalam Miliki Daya Pikat Di Kediri
Logo, label dan packaging produk juga menjadi perhatian utama agar bubuk kopi masyarakat Tamansari mampu menembus pasar. Nama dan visual Kawah Ijen yang merupakan destinasi wisata unik yang dikenal wisatawan nasional hingga internasional, dinilai akan mampu mendongkrak penjualan produk.
"Kemasan yang berkualitas tidak hanya bungkus, tapi bagaimana menjadi daya tarik bagi pembeli. Ada gambar Kawah Ijen agar produk ini dikenal dari daerah dekat Ijen," tuturnya.
