Jumat, 26 February 2021 23:20 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Mojomerto - Operasi senyap penyergapan terhadap terduga teroris yang dilakukan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Mojokerto tak hanya di tempat kos ME. Tetapi pasukan burung hantu (sebutan lain Densus 88) itu juga di kediamannya di Desa Sumbergirang, Kecamatan Puri.
Ini diketahui berdasarkan pengakuan sang istri AA yang sudah menikah dengan ME sejak tahun 2003 lalu. Bahkan, AA juga terkejut dengan kedatangan Tim Densus 88 saat datang di rumah ME.
AA juga yang sempat bingung, dengan banyaknya anggota Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri mendatangi rumahnya tanpa sang suami langsung melakukan pengeledahan, saat ia dan anaknya sedang beristirahat.
"Kaget, tiba-tiba datang ginian biasanya (suami) di rumah dan tidak kos. Tiap hari di rumah. Kalau di sana (Jabon) itu tempat ambil barang jualan parfum," ungkapnya saat dikonfirmasi di rumahnya, Jumat, 27 Februari 2021.
Baca Juga: 12 Terduga Teroris di Jatim Disergap Densus 88
Hingga kini, AA juga tidak mengetahui keberadaan suaminya. Hanya saja dia mengaku dalam keseharian ME berjualan parfum dan cat secara online. "Tadi yang di bawa banyak, ada alat gunung, HP saya (Istri), karena saya itu komunitas pendaki muslim," imbuhnya.
AA mengungkapkan, kalau dirinya tidak pernah terlibat dalam jaringan teroris. Sebab, kesehariannya hanya beraktivitas sebagai seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di salah satu pondok pesantren.
Mengenai barang yang dibawa, tidak hanya ponsel ataupun peralatan gunung. Tapi, petugas juga membawa sejumlah buku rekening milinya, golong, dan bendera warna hitam bertuliskan kalimat taudhid.
"Saya gak tau kenapa alat-alat gunung di bawa. Buku rekening, golok dan bendera tauhid saya juga dibawa. Kalau golok itu gak pernah digunakan, itu dikasih sama teman hanya biasanya digunakan ke kebun. Terus sama barang seperti hardisk," ucap istri ME yang diketahui warga Kota Mojokerto.
Baca Juga: Begini Kronologis Densus Sergap Terduga Teroris di Surabaya dan Mojokerto
Menurut dia, bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid itu merupakan bendera miliknya sendiri untuk digunakan secara pribadi."Bendera itu biasanya saya bawah saat naik gunung saja," tandasnya.
Terpisah, Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander membenarkan adanya penangkapan terduga teroris yang dilakukan Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di wilayah hukumnya.
"Adanya Tim dari Satuan Tugas Densus 88, bersama Polda Jatim, dan Polres Mojokerto mengamankan satu warga Mojokerto. Terkait keterlibatan apapun itu belum memperdalam, yang akan diambil alih Kabid Humas Polda Jatim langsung dari Polda," tandasnya.