Kamis, 26 September 2019 11:49 UTC
MATINYA NURANI: Massa membawa replika kuburan sebagai bentuk matinya hati nurani anggota dewan. Foto: Karina.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Ratusan mahasiswa se-Mojokerto Raya dan puluhan pelajar, menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Kabupaten Mojokerto hanya ditemui tiga anggota dewan, Kamis 26 September 2019.
"Miris, hanya melihat tiga orang anggota dewan saja yang menemui kami. Jangan salah jika mahasiswa memosisikan anggota dewan sebagai pengkhianat rakyat," ungkap Rio Fandi, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut KH Abdul Chalim Mojokerto.
Kekecewaan atas sikap pemerintah hari ini, jangan sampai membuktikan bahwa anggota DPR hanya bisa menampung aspirasi saja, namun tidak bisa menyelesaikan.
"Kita sudah tidak percaya terhadap DPR, hanya ada dua kata untuk kebenaran, hidup mahasiswa hidup rakyat," imbuhnya.
BACA JUGA: Tak Kunjung Ditemui Anggota Dewan, Demo Tolak RKUHP di Probolinggo Ricuh
Dalam aksinya, mahasiswa bersama pelajar menuntut tujuh hal diantaranya, mendesak penundaan dan pembahasan ulang pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP.
Mendesak pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK, yang baru saja disahkan, kemudian menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pelemahan pemberantasan kasus korupsi di Indonesia.
Mereka juga menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di Indonesia. Menolak pasal-pasal yang dianggap bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan, terutama yang tidak berpihak pada pekerja.
Menolak, adanya pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat reforma agraria.
BACA JUGA: Polisi Amankan Dua Provokator dalam Aksi Demo di Depan DPRD Jatim
Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS), kemudian mendorong proses demokratisasi di Indonesia, dan menyetop penangkapan aktivis dalam berbagai sektor.
Salah satu korlap aksi dari perwakilan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Raden Wijaya Kota Mojokerto dalam orasinya mengatakan, rakyat Mojokerto mengatakan mosi tidak percaya terhadap DPRD.
"Kita mahasiswa Mojokerto berkumpul di sini tidak lain untuk menyampaikan mosi tidak percaya terhadap DPRD," ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Rahmadani mahasiswa dari Universitas Majapahit Mojokerto menuturkan, selain tujuh tuntutan yang dibawa ratusan mahasiswa se-Mojokerto Raya tuntutan mahasiswa tidak lain menuntut isu-isu lokal yang sampai saat ini belum terselesaikan.
ORASI: Massa berorasi di depan Gedung DPRD dengan dikawal petugas. Foto: Karina.
Usai melakukan audensi dan ditemui anggota DPR di depan gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, ratusan massa kemudian menyayikan lagu Dara Juang, setelah itu memberikan replika kuburan sebagai bentuk matinya hati nurani anggota dewan. Usai penyerahan replika kuburan massa membubarkan diri.
Dilain sisi, masa mahasiswa nampak mengenakan almamater kampusnya masing-masing, begitu juga para pelajar memakai seragam sekolah sebagai identitas, dengan lantang menyerukan yel-yel menolak pengesahan RUU.
Dalam aksinya, ratusan mahasiswa membawa berbagai bendera organisasi, poster dari karton, dan spanduk. Berbagai poster itu bertuliskan aspirasi, kecaman, dan juga unek-unek mereka ke DPRD.
BACA JUGA: Demo Mahasiswa Zaman Now, Kangen Mantan Gak Kangen Orba
Diantaranya, "Reformasi di Korupsi KPK dikebiri" Stop pelemahan KPK, Kaji ulang RUU Pertanian dan Pertahanan, serta Rakyat Mojokerto Mosi tak percaya. Tak hanya itu ratusan mahasiswa juga membuat teatrikal dan membawa keranda berwarna hitam dengan tulisan RIP KPK.
Pelajar juga tidak ingin ketinggalan menyampaikan aspirasinya, nampak satu poster yang dibawa salah satu pelajar di tengah-tengah kerumunan massa. "Genji kami butuh bantuanmu". Genji merupakan aktor jagoan sekolah dalam film Crows Zero produksi Jepang.
Selain itu, ada poster bertuliskan "Mahasiswa yang berorasi anak STM yang eksekusi #STMmelawan". Tak cukup sampai di situ, tulisan lainpun nampak sangat menohok untuk DPR juga digambarkan dengan kata-kata. "DPR wayae kerjo turu, kerjo pisan, keliru" (DPR kalau kerja Tidur, kerja sekali, salah).
