Logo
Jawa Timur Sepekan

Dari kosmetik ilegal hingga Surabaya kota terpopuler

Reporter:

Sabtu, 08 December 2018 10:27 UTC

Dari kosmetik ilegal hingga Surabaya kota terpopuler

Ilustrasi oleh Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Sejumlah peristiwa menjadi sorotan dalam sepekan ini di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Dari Surabaya yang terpilih jadi kota terpopuler, rencana libur Natal dan Tahun Baru, hingga kosmetik ilegal. Berikut redaksi Jatimnet.com merangkum di antaranya:

Surabaya kota terpopuler

Guangzhou International Award menganugerahi Surabaya sebagai kota terpopuler, Jumat 7 Desember 2018. Ajang penghargaan itu diikuti oleh 193 kota dari 66 negara, dan Surabaya, menjadi satu-satunya kota yang mewakili Indonesia juga Asia Tenggara. Selengkapnya baca di sini.

Akomodasi libur Natal dan Tahun Baru nyaris ludes

Libur Natal dan Tahun Baru 2019 kurang tiga pekan lagi. Tapi tiket transportasi dan penginapan nyaris ludes dipesan pembeli. PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya menyediakan 89 perjalanan dimulai dari 20 Desember 2018-6 Januari 2018. Tiket untuk H minus 3 terjual 99 persen. Selengkapnya baca di sini.

Berkas kasus ujaran kebenciaan Ahmad Dhani dilimpahkan ke kejaksaaan

Kepolisian Daerah Jawa Timur telah merampungkan berkas pemeriksaan kasus ujaran kebenciaan yang melibatkan musisi Ahmad Dhani. Kasus ini bermula dari laporan Koalisi Element Bela NKRI ke Polda Jatim karena Ahmad Dhani berujar idiot dalam vlog­-nya saat demo #2019gantipresiden di Surabaya pada 26 Agustus 2018. Selengkapnya baca di sini.

Artis pengiklan Derma Skin Care akan diperiksa polisi

Dua artis koplo Via Vallen dan Nella Kharisma akan diperiksa polisi sebagai saksi kasus kosmetik ilegal, Derma Skin Care. Via dan Nella disebut sebagai dua dari tujuh pesohor yang menjadi endorsement untuk produk kecantikan itu. Selengkapnya baca di sini.

Jatim akan terapkan sistem ganjil-genap

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana menerapkan sistem ganjil-genap kendaraan untuk sejumlah daerah; semisal Surabaya, Sidoarjo, dan Malang. Wacana itu berkembang untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalan. Selengkapnya baca di sini.