Sabtu, 01 December 2018 15:16 UTC
ilustrasi macet. Foto: Hari Istiawan
JATIMNET.COM, Surabaya – Sebagian daerah di Jawa Timur akan menyusul diterapkan sistem ganjil-genap kendaraannya. Ada beberapa daerah yang diproyeksikan untuk menerapkan aturan ini, di antaranya Surabaya, Malang Raya, serta Sidoarjo dan sekitarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Fattah Jasin mengatakan, rencana pemberlakukan sistem ganjil genap diminta oleh Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu. Namun di Jatim sendiri tidak semua wilayah akan memberlakukan sistem ini, dan hanya berlaku pada wilayah yang pusat pertumbuhan ekonominya tinggi.
“Tentu tidak semua kabupaten/kota di Jatim akan memberlakukan sistem ini. Kalau saya melihat dari kasat mata yang mungkin kayaknya Surabaya, Malang Raya mungkin juga Sidoarjo dan sekitarnya,” kata Fattah saat dikonfirmasi via ponselnya, Sabtu 1 Desember 2018.
Dia mengaku tidak hafal berapa jumlah kendaraan yang berseliweran di Jatim saat ini, tapi potensi untuk crowded seperti di Jakarta terbuka luas. Hal ini dikarenakan akses jalan menuju Jatim sangat besar lantaran pembangunan infrastruktur jalan tol menumbuhkan sektor ekonomi. Serta kapasitas jalan di Jatim yang terus menyusut seiring pertumbuhan jumlah kendaraan.
“Jadi sistem ini untuk mengurangi beban jalan. Coba kita lihat di ruas Bundaran Waru-Jalan Ahmad Yani-Basuki Rahmat setiap pagi sangat padat kendaraan. Sudah overload. Sehingga pada suatu saat akan seperti Jakarta. Makanya kita antisipasi sejak dini,” bebernya.
Menurutnya, memang ada beberapa hambatan ketika penerapan sistem ganjil genap ini. Salah satunya adalah banyak masyarakat di Jatim yang hanya memiliki satu kendaraan saja. Sehingga dibutuhkan sistem transportasi massal yang nyaman agar masyarakat tetap beraktivitas ketika sistem ganjil-genap diberlakukan.
“Angkutan umumnya harus dihidupkan lagi, harus ada perbaikan sistem transportasi massalnya. Selain itu, juga harus ada jalan alternatif agar masyarakat yang punya satu kendaraan saja bisa tetap beraktivitas,” tuturnya.
Fattah mengatakan rencana penerapan sistem ganjil-genap baru tahap awal. Pihaknya akan menyosialisasikan lebih dalu rencana ini kepada kabupaten/kota awal pekan depan. Juga mengundang stake holder. Setelah itu, baru akan dilaksanakan kajian lebih dalam mengenai penerapan di lapangan.
“Tahapannnya masih panjang, kami juga belum melakukan kajian daerah mana yang bisa menerapkan ini. Masih akan dikomunikasikan dengan kabupaten/kota pekan depan, jadi belum ada target penerapan ganjil genap,” ungkapnya.
