Minggu, 05 June 2022 02:20 UTC
DAMPAK PMK. Pasar hewan Pasar Pahing di Kec. Jetis, Kab. Ponorogo, yang cukup sepi akibat wabah PMK, Minggu, 5 Juni 2022. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo – Pasar Pahing yang merupakan pasar hewan di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, tampak sepi pengunjung dan penjual usai ratusan sapi di Ponorogo tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Bahkan menurut data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan, sudah ada 402 sapi tertular PMK hingga Jumat 3 Juni 2022.
Petugas Pasar Pahing, Giyanti, menuturkan terjadi penurunan drastis jumlah sapi yang diperdagangkan di Pasar Pahing. Bahkan menurutnya, jumlah pedagang yang membawa sapi ke pasar setempat hanya 30 persen dibandingkan sebelum adanya sapi tertular PMK.
BACA JUGA: 402 Sapi di Ponorogo Tertular PMK, Hampir 60 Persen Sapi Perah
“Yang datang ke pasar hanya pedagang lokal saja. Sebagian tidak ke pasar karena takut tertular PMK,” kata Giyanto, Minggu, 5 Juni 2022.
Salah satu penjual sapi, Mikuh, mengaku terjadi penurunan harga sapi semenjak adanya wabah PMK yang menulari sejumlah sapi di Ponorogo. Rata-rata penurunan harga mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 juta untuk satu ekor sapi pedaging siap potong.
BACA JUGA: Pemkab Ponorogo Ingatkan Manusia dan Kendaraan Bisa Jadi Media Penularan PMK Ternak
“Pembeli juga tidak ada, meraka takut kalau sapi yang dibeli tertular PMK,” ujar Mikuh.
Sedangkan pedagang sapi lain, Karebet, menambahkan jika saat ini kondisi pasaran harga sapi anjlok total. Bahkan untuk sapi Tanen juga mengalami penurunan harga hampir separuh dari harga normal.
Saat disinggung terkait dengan wacana penutupan pasar, menurutnya, sebagian besar pedagang mendukung jika memang diperlukan. “Kalau pedagang support (mendukung) saja, supaya tidak semakin menyebar. Mending ditutup,” kata Karebet.