Logo

Dampak Perang Dagang Terhadap Pertumbuhan Negara Berkembang

Reporter:

Senin, 12 August 2019 07:56 UTC

Dampak Perang Dagang Terhadap Pertumbuhan Negara Berkembang

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Bank Indonesia (BI) menyatakan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina membuat sengsara beberapa negara. Terutama negara berkembang seperti Indonesia.

Deputi Gubernur BI, Doddy Waluyo mengatakan, kesengsaraan itu terlihat dari turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dan turunnya ekspor negara berkembang. Sebab negara tujuan ekspor beberapa negara berkembang masih didominasi AS dan Cina.

"Masalah di semua negara di emerging market yang terkena dampak perang dagang dan dampak volatilitas di pasar keuangan, melambatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dan ekspor,” kata Doddy di Komplek Perkantoran BI, Jakarta, Suara.com, Senin 12 Agustus 2019.

BACA JUGA: Perang Dagang dengan AS, Pabrik Cina Pindah ke Indonesia?

Menurut Doddy, dengan turunnya ekspor berdampak pada produktivitas. Sehingga, hal tersebut juga bakal berdampak pada turunnya pendapatan negara.

"Domestic demand tidak terlepas dari apa yang terjadi dari ekspor. Ke depannya kami berharap tidak hanya policy yang tumbuh, kalau pertumbuhan ekonomi global mengalami dari sisi outlook,” ujar dia.

Kendati demikian, Doddy mengaku BI memiliki solusi sendiri untuk menggenjot ekspor. Salah satunya, dengan menggenjot ekspor di sektor unggulan.

BACA JUGA: Indonesia Berpeluang Rebut Pangsa Pasar Teh Cina di Amerika Serikat

“Paling tidak BI melihat sektor unggulan, seperti tekstil, otomotif, alas kaki itu masih bisa jadi unggulan masuk ke negara-negara maju,” Doddy menjelaskan.

Dia menilai pasar AS dan Cina mungkin akan menurunkan permintaan, tetapi Indonesia masih bisa mencari peluang ke Negara-negara lain yang jauh lebih berpeluang.