Kamis, 02 April 2020 01:00 UTC
TERMINAL: Suasana Terminal Kertajaya Mojokerto. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang masuk ke Indonesia, menyebabkan tren mudik lebih awal justru tidak bisa dibendung. Bahkan, dari data DLLAJ Jatim UPT Mojokerto di Terminal Kertajaya, mudik lebih dini ini terjadi sejak pertengahan Maret 2020.
Kepala UPT DLLAJ Mojokerto Yoyok Kristyowahono menjelaskan, belakangan mudik lebih awal memang sudah terlihat di tengah pandemi virus corona, khususnya pertengahan Maret 2020. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan kenaikan mencapai berapa persen.
"Pendataan para pendatang lebih detail baru diterapkan Kamis 2 April 2020," ungkapnya, Rabu 1 April 2020 kemarin.
Hanya saja, sejak pertengahan Maret 2020 lalu, Terminal Kertajaya mencatat terdapat peningkatan penumpang dibanding sebelumnya. Total, dari data per Maret lalu, setidaknya sudah ada 39.788 orang yang datang atau turun di Terminal Kertajaya, Kota Mojokerto.
BACA JUGA: Covid-19 Merebak, 25 Ribu Pemudik Masuk di Jatim
Dengan rincian 21.625 penumpang perempuan, dan 18.163 penumpang laki-laki. Masing-masing pendatang tersebut, 13.935 di antaranya adalah perempuan, dan 11.695 laki-laki. Mereka tercatat sebagai penumpang bus AKAP.
Sebaliknya, penumpang yang datang menggunakan bus AKDP diketahui 7.690 orang perempuan, dan 6.468 laki-laki. "Angka itu, terdeteksi sepanjang bulan Maret kemarin," terang Yoyok.
Apakah mereka yang tercatat adalah pemudik? Yoyok mengaku belum dapat menyimpulkan secara pasti. Sebab bisa jadi para penumpang tersebut adalah para pekerja. "Yang jelas, dengan data ini tren mudik awal tahun ini, besar kemungkinan ada," ucapnya.
Terbukti, selain ada peningkatan data di bulan Maret, beberapa hari lalu setidaknya ada dua warga asal Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, yang sempat ditolak warganya.
BACA JUGA: Covid-19, Khofifah Mengaku Tidak Bisa Bendung Pemudik
Setelah diketahui pulang kampung lebih awal di tengah wabah virus corona. Situasi itu diketahui Yoyok, setelah keduanya kembali ke Terminal Kertajaya untuk meminta hasil tes thermo gun.
Hasil tes suhu tubuh ini diketahui, akan digunakan kedua penumpang sebagai laporan dan bukti ke warga sekaligus perangkat desa yang dituju tidak terpapar virus corona.
"Ada dua pemudik sempat minta hasil thermo gunnya. Nah, dengan menunjukkan foto hasil thermo gun di posko terminal, mereka akhirnya diterima di kampungnya," terangnya.
Keduanya diketahui mudik dari Terawang, Jawa Tengah (Jateng). Yoyok menjelaskan, tidak diterimanya pemudik ini karena masyarakat khawatir kehadiran mereka membawa virus corona. "Tapi setelah kami tes. Suhu tubuhnya 36 derajat Celsius. Jadi masih normal," tambahnya.
BACA JUGA: Tracing Petugas Haji Positif Covid-19
Tak ayal peristiwa tersebut akan menjadi evaluasi bersama. Sebab, keberadaan surat keterangan kesehatan dari daerah asal untuk ditunjukkan ke daerah tujuan dinilai penting. Tujuannya, memutus mata rantai persebaran pandemi virus korona di Indonesia, ditambaha merupakan protokol kesehatan ini telah diterapkan di Terminal Kertajaya.
"Setiap penumpang yang datang selalu kami tes dengan thermo gun. Termasuk fasilitas bilik sterilisasi juga sudah ada, ini sudah jadi SOP di Terminal Kertajaya saat ini," tandasnya.