Logo

Dampak Covid-19, Pedagang di Gresik Jual Empon-empon

Reporter:,Editor:

Minggu, 05 April 2020 09:20 UTC

Dampak Covid-19, Pedagang di Gresik Jual Empon-empon

PEDAGANG: Susana Pasar Baru Gresik Jalan Gubernur Suryo terlihat masih ada aktifitas jual beli ditengah wabah Covid-19, Minggu 5 April 2020. Foto: Agus.

JATIMNET.COM, Gresik - Wabah SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menyebar dengan cepat, serta adanya imbauan dari pemerintah untuk melakukan social distancing membuat masyarakat Kabupaten Gresik tak banyak keluar rumah. Hal itu berimbas ke pedagang, dan harus memutar otak agar dagangannya bisa laku.

Seperti yang diungkapkan, Sunak (53), seoang pedagang di Pasar Baru Jalan Gubernur Suryo, Gresik, sejak pasar cenderung sepi. Ia pun lebih menyajikan empon-empon untuk dijual dari pada berjualan bahan pokok yang biasa nya.

"Menjual empon-empon dan rempah-rempah lebih bagus dan bisa untuk perputaran modal berjualan di pasar, seperti jahe dan kunir. Sebab cepat sekali lakunya dibanding sembako. Rata-rata disini beralih jual empon-empon," terang Sunak, Minggu 5 April 2020.

BACA JUGA: Semi Lockdown, Ponorogo Tolak Pedagang dari Zona Merah

Dia mencontohkan, dalam sehari penjualan jahe berbagai jenis bisa menjual 10 hingga 15 kilo gram saat virus corona mewabah di Kabupaten Gresik sejak bulan kemarin, berbeda dengan bulan sebelumnya yang hanya dua sampai tiga kilogram saja terjual.

Jahe merah misalnya, perkilo dengan harga Rp 30 ribu menjadi Rp 80 ribu, sedangkan jahe gajah Rp 21 ribu perkilo gram sekarang menjadi Rp 50 ribu perkilonya, sementara jahe emprit modal kulakan sekarang Rp 45 ribu perkilo gram yang dijual seharga Rp. 50 ribu.

"Kunir biasa saya ambil Rp 4 ribu sekarang menjadi Rp11 ribu. Harga juga tidak menentu, setiap hari ada saja kenaikan. Mending dipenuhi empon-empon saja dagangannya, per hari bisa menghabiskan 10 sampai 15 kilo," terangnya.

BACA JUGA: Wabah Corona, Omzet Pedagang Pasar di Situbondo Turun 50 Persen

Berbeda dengan Siti, bersama putrinya Nita terlihat melayani pembeli sayuran dan bumbu-bumbu masakan, meski pasar terlihat lenggang masih saja ada pembeli di kiosnya, meski dengan harus sabar untuk memberitahukan harga yang cenderung naik.

"Stok masih ada cuman pembeli tidak seramai sebelum adanya korona-korona ini. Saat ini yang kosong adalah bawang bombai hampir tidak ada, kalaupun ada barangnya sedikit jelek harganya pun melambung, bisa 140 ribu rupiah perkilo nya. Empon-empon laku keras," tukas siti.

Senada Rahman dengan menenteng beberapa platik berisi kebutuhan pokok  berharap agar kondisi ini cepat berlalu terlebih sudah mendekati bulan Ramadhan, sebab di bulan Ramadan dan lebaran menjadi bulan puncak penjualan di pasar pasar tradisional. 

Empon-empon mahal diduga karena masyarakat berbarengan mencari dan membeli, empon-empon atau rempah-rempah seperti jahe, temulawak, kunir dan lainnya dipercaya bisa menjadi salah satu bahan alami untuk menangkal SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)