Selasa, 22 July 2025 03:20 UTC
Petugas Damkar Mojoagung memberikan edukasi kepada para santri yang kabur agar kembali lagi ke pesantren saat di kantor Damkar Mojoagung, Selasa, 22 Juli 2025. Dok: Damkar Mojoagung
JATIMNET.COM, Jombang – Tiga santri mendadak nekat kabur dari sebuah pesantren di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, diduga akibat menjadi korban perundungan (bullying) senior.
Beruntung keberadaan santri berhasil diamankan petugas Damkar di Taman Hijau Mojoagung pada Selasa pagi, 22 Juli 2025
Menurut petugas Damkar Pos Mojoagung Reza Maulana, ketiganya masih berusia 10 dan 12 tahun asal Kecamatan Wonosalam, Jombang dan Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Ia mengetahui informasi tersebut setelah ada warga melaporkan anak-anak bersekolah SD ini ke Pos Damkar Mojoagung dan kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya hingga nekat kabur dari pesantren.
BACA: Ajarkan Hal Ini kepada Anak ketika Melihat Tindakan Perundungan
"Dari keterangan warga, mereka kabur dari pondok menuju RTH Mojoagung dengan naik becak. Kami yang mendapat laporan warga segera mendatangi dan mengamankannya," ujar Reza.
Ketika ditanyai petugas, para santri ini mengaku kerap mendapat bullying dari kakak kelas atau seniornya. Ketiganya diduga tidak kuat dengan perlakuan itu dan memutuskan untuk meninggalkan pondok pesantren tanpa sepengatahuan pengurus pesantren.
"Katanya mereka korban bullying kakak kelasnya. Sering disuruh-suruh oleh kakak kelasnya, kalau enggak mau melaksanakan, dipukul. Mereka kita bawa ke Pos Mojoagung," katanya.
Setelah diceritakan peristiwa kaburnya santri tersebut, Reza beserta petugas Damkar Mojoagung memberikan edukasi dan pembinaan supaya mereka tidak kabur dari pesantren.
BACA: MPLS SLB ACD Pertiwi Kota Mojokerto Diisi Sosialisasi Pencegahan Perundungan
Santri tersebut diharapkan tidak takut kepada para senior jika ada permasalahan di pondok dan bisa kembali lagi kesana untuk menuntut ilmu agama.
"Setelah mereka tenang dan memahaminya, kami koordinasikan dengan pihak pesantren lalu dijemput untuk kembali ke pondoknya," katanya.
Petugas Damkar Mojoagung menyampaikan agar masyarakat bisa lebih waspada kepada buah hatinya supaya hal seperti itu tidak terjadi di lingkungan masyarakat.
"Kita mengimbau kepada tenaga pengajar untuk lebih melakukan pengawasan agar tak ada lagi perundungan di sekolah maupun pesantren," katanya.