Kamis, 16 January 2020 03:36 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat angka kemiskinan per September 2019 turun menjadi 10,20 persen atau menyisakan 4,056 juta jiwa, dari sebelumnya periode Maret 2019 sebesar 10,37 persen.
Kepala Bidang Statistik Jawa Timur Sosial Asim Saputra mengatakan, kemiskinan di pedesaan masih lebih tinggi dibanding perkotaan. Secara presentasi kemiskinan di pedesaan 14,16 persen atau 2,62 juta jiwa. Sedangkan di perkotaan 6,77 persen atau setara 1,44 juta jiwa.
Dari angka itu, yang masih memungkinkan dientas dari garis kemiskinan adalah 1,8 juta jiwa di pedesaan. Sisanya butuh tenaga ekstra mengingat posisi pengeluarannya di bawah 0,21 persen. "Tidak mungkin diangkat lebih jauh dari garis kemiskinan," ujar Asim, Rabu 15 Januari 2020.
Ia optimis Maret 2020, angka kemiskinan di Jatim bisa lebih ditekan lagi menjadi satu digit. "Punya pengalaman kalau di periode Maret penurunan kemiskinan bisa lebuh dari 0,3 persen poin. Kemarin Maret 2019 kita bahkan bisa turun 0,49 persen," katanya.
BACA JUGA: BPS Jatim Sarankan Moratorium Izin Hotel Segera Dilakukan
Namun agar target itu terealisasi, Asim berharap kenaikan cukai rokok tidak berimbas pada kemiskinan. Sebab, rokok kretek filter masih menempati posisi kedua setelah beras sumbangsihnya terhadap garis kemiskinan.
Data BPS Jatim, beras sumbangan terhadap garis kemiskinan di perkotaan 24,06 persen dan di pedesaan 26,12 persen. Sementara untuk rokok kretek filter di perkotaan 9,69 persen dan di pedesaan kontribusinya 9,86 persen.
"Kecuali itu (cukai rokok) mendorong orang menahan konsumsi. Tapi kalau malah membuat semakin miskin, itu malah repot. Karena kan itu adiktif yang orang tidak bisa berhenti mendadak," urainya.
Selain itu, Asim juga berharap tidak ada kendala pada panen raya Maret besok. Karena melihat pengalaman panen raya memberikan sumbangan cukup bagus untuk mengangkat dari garis kemiskinan turun hingga 0,49 persen.
"Prediksi saya harusnya Maret sudah kalau misalnya program bantuan sosial tepat sasaran, dan ekonomi kita tidak ada goncangan. Maret itu mestinya bisa satu digit," tandasnya.