Logo

Cegah Penyebaran Covid-19, Pulau Gili Ketapang Ditutup untuk Wisatawan

Reporter:,Editor:

Selasa, 17 March 2020 11:44 UTC

Cegah Penyebaran Covid-19, Pulau Gili Ketapang Ditutup untuk Wisatawan

RAPAT. Warga Pulau Gili Ketapang saat menggelar musyawarah penutupan untuk kegiatan wisata di pendopo desa setempat. Foto: IST.

JATIMNET.COM, Probolinggo – Pulau Gili Ketapang di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ditutup. Langkah ini diambil sebagai antisipasi penyebaran virus corona atau covid-19 di desa setempat.

Penutupan pulau yang memiliki obyek wisata pantai dan snorkling tersebut, difokuskan terhadap wisatawan yang hendak berlibur di pulau setempat.

Dikonfirmasi Jatimnet.com, Kepala Desa Gili Ketapang, Suparyono membenarkan penutupan tersebut. Keputusan penutupan pulau ini berdasarkan kesepakatan antara pihak desa, tokoh masyarakat, dan para pelaku wisata setempat.

BACA JUGA: Pemkab Probolinggo Tetapkan Siaga Darurat Terkait Covid-19

“Penutupan pulau berlaku bagi wisatawan. Adapun warga luar pulau yang memiliki saudara di sini (Pulau Gili) masih diperbolehkan berkunjung,” kata Suparyono.

Meski pulau ditutup untuk wisatawan, tapi pemerintahan desa masih memperbolehkan warga yang ingin memancing menggunakan kapal di perairan Pulau Gili Ketapang. Larangan, lanjut Suparyono, untuk wisatawan yang hendak snorkling ataupun kegiatan wisata lain.

Penutupan Pulau Gili Ketapang dilakukan 16-28 Maret 2020. Namun penutupan ini akan melihat perkembangan terbaru terkait kondisi penyebaran covid-19 secara nasional.

BACA JUGA: 250 Relawan Bersihkan Sampah di Pulau Gili Ketapang

Suparyono menyampaikan, sejauh ini kondisi Pulau Gili Ketapang, masih aman dari penyebaran covid-19. “Namun kami berharap ada petugas medis berjaga di pulau setempat, agar saat ada kejadian yang terduga bisa segera diatasi,” ungkapnya.

Menurutnya di Pulau Gili Ketapang terdapat empat tenaga medis yang terdiri atas dua mantri dan dua bidan.

Sekadar informasi, jumlah masyarakat di Pulau Gili Ketapang sekitar 9.678 jiwa. Mayoritas penduduk setempat bermata pencaharian sebagai nelayan. Sementara pengelola wisata snorkling di pulau setempat, sekitar 15 orang.