Jumat, 24 April 2020 10:30 UTC
SENAM. Puluhan napi Lapas Mojokerto mengikuti senam dan berjemur yang dipandu petugas untuk menjaga stamina di tengah pandemi Covid-19, Jumat, 24 April 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Mojokerto punya ‘ritual’ baru, yakni ratusan tahanan dan narapidana (napi) diharuskan caring atau berjemur di bawah panas matahari selama satu jam sejak pandemi Covid-19.
Para warga binaan laki-laki wajib melepas baju mereka dan mengikuti arahan senam dari petugas Lapas. Dengan telanjang badan bagian atas, mereka berjemur sekaligus melakukan senam atau peregangan otot untuk menjaga stamina.
Karena jumlahnya banyak, kegiatan ini tetap memperhatikan jarak antar orang atau physical distancing.
BACA JUGA: Bhakti Pemasyarakatan, Lapas Mojokerto Bagikan Sembako bagi Masyarakat Terdampak Covid
"Sejak maraknya pandemi Covid-19, dilaksanakan senam sambil berjemur setiap hari. Agar imun ratusan warga binaan meningkat," ucap Kalapas Klas IIB Mojokerto Wahyu Susetyo, Jumat, 24 Maret 2020.
Sebanyak 691 warga binaan berjemur bergantian setiap harinya selama satu jam sejak pukul 08.00 sampai pukul 09.00 WIB. Mereka tampak bersemangat melakukan senam sembari berjemur tanpa baju.
"Bergantian antara blok A dan blok B, sekali senam sekitar 50 warga binaan. Mengingat tempat kita sangat terbatas, hanya sebesar lapangan bulu tangkis," ucap Wahyu.
Tak hanya warga binaan saja yang diharuskan berjemur, para petugas Lapas juga ikut serta caring bersama setiap harinya. Kegiatan ini untuk menjaga kesehatan para petugas maupun tahanan dan narapidana yang jumlahnya melebihi kapasitas.
BACA JUGA: Kurangi Risiko Covid, Puluhan Napi di Situbondo dan Mojokerto Dibebaskan
"Ini sebagai upaya awal untuk mengetahui kondisi mereka sehat atau sakit. Kalaupun saat ini ada yang sakit, tidak berkaitan dengan Covid-19," ujarnya.
Pihak Lapas juga masih belum menyediakan alat untuk rapid test atau tes cepat Covid-19 karena besarnya biaya pengadaan alat rapid test.
"Sementara belum ada, (alat) rapid test juga terbatas jumlahnya dan biayanya cukup besar. Justru kami menerima sekali kalau ada pihak yang mau membantu rapid test," ujarnya.