Sabtu, 25 January 2020 11:47 UTC
OJEK KUDA. Selama Car Free Month (CFM) atau bulan bebas kendaraan bermotor, jasa ojek kuda di wisata Gunung Bromo laris manis, Sabtu, 25 Januari 2020. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Car Free Month (CFM) atau bulan bebas kendaraan bermotor di kawasan wisata Gunung Bromo membawa berkah bagi penyedia ojek kuda atau jasa tunggangan kuda. Selama CFM sejak 24 Januari hingga 24 Februari 2020, wisatawan dilarang menggunakan kendaraan bermotor masuk ke Bromo.
Salah satu alternatifnya menggunakan jasa ojek kuda. Meski tarifnya mahal, mau tidak mau wisawatan memanfaatkannya untuk menuju spot-spot wisata di kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya.
Sebab jika ditempuh dengan jalan kaki, jaraknya cukup jauh. Misalnya, untuk menuju kaldera atau puncak Bromo, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 4 kilometer dari pintu masuk Cemoro Lawang.
BACA JUGA: TNBTS Terapkan Car Free Month pada Wulan Kepitu Kalender Suku Tengger
Tarif ojek kuda pun naik dua kali lipat dari hari biasa. Tarif yang biasanya Rp100-150 ribu per orang untuk rute berangkat dan pulang, kini naik jadi Rp200-300 ribu.
Salah seorang penyedia jasa ojek kuda, Iskandar, mengatakan dalam sehari ia mampu mengangkut penumpang 2-3 orang.
“Karena wisatawan banyak yang naik kuda, sehari kami bisa 3 kali mengangkut penumpang. Rata-rata bisa meraup penghasilan Rp500 ribu sampai Rp750 ribu sehari,” katanya, Sabtu, 25 Januari 2020.
Total dari 400 ojek kuda di obyek wisata Gunung Bromo dan saat ini mendapatkan penghasilan maksimal terutama dalam momen CFM.
Sementara itu, wisatawan asal Kalimantan, Yuna, menyambut positif penerapan CFM di Bromo. Sebelumnya ia berniat naik mobil jeep menuju kawah Bromo. Namun karena ada CFM, ia menggunakan jasa ojek kuda dan ternyata ia merasakan sensasi yang berbeda.
"Ternyata rasanya lebih asyik, enggak ada kebisingan lalu lalang kendaraan juga, suasana serasa semakin lebih asri," ucapnya.
BACA JUGA: Car Free Month Dimulai, Kendaraan Bermotor Dilarang Masuk Bromo
Car Free Month (CFM) atau bulan bebas kendaraan bermotor diberlakukan untuk menghormati tradisi dan ritual puasa masyarakat Tengger selama wulan kepitu atau bulan ketujuh dari tahun saka. Bulan yang disucikan bagi masyarakat suku Tengger ini jadi momen untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Selain itu, CFM juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem di Taman Nasional Bromo Tengger Semeeru (TNBTS) dari potensi pencemaran udara dari kendaraan bermotor.
WISATA BROMO. Pelaku Jasa Ojek Kuda di Obyek Wisata Gunung Bromo, Tengah Mengangkut Penumpang di Jalur Menuju Lautan Pasir Bromo.