Minggu, 08 December 2019 04:45 UTC
BUIH PUTIH. Paparan Buih Putih Asal Unit 9 PLTU Paiton, di Areal Obyek Wisata Pantai Bohai, Paiton, Kabupaten Probolinggo Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kondisi laut di perairan obyek Wisata Pantai Bohai, Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo tercemar hamparan buih putih. Jumlahnya cukup banyak, jaraknya 50 meter dari bibir pantai itu nyaris menutupi seluruh bibir pantai di obyek wisata setempat.
Dari informasi dihimpun, hamparan buih putih sendiri terjadi pada Jumat 6 Desember 2019 sore sekitar pukul 15.30 WIB. Keberadaannya datang secara tiba-tiba dan sempat menjadi tontonan para pengunjung pantai.
Pengelola obyek wisata Pantai Bohai, Sony mengatakan, masuknya buih putih ke area pantai baru kali ini terjadi. Selain menutupi bibir pantai, dampak buih putih menyebabkan gatal-gatal jika terkena kulit manusia.
Menurut dia, buih putih mengalir dari kanal Unit 9 PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Paiton. "Meski adanya buih putih tak berlangsung lama, saya berharap ke depan tidak terulang kembali kejadian yang sama," katanya.
BACA JUGA: DLH Mojokerto Diduga Buang Limbah Medis Bekas Tes HIV ke TPA Mojosari
Sony menilai, selain mengganggu pemandangan pantai, ia juga mengkhawatirkan buih putih dapat berpengaruh bagi kesehatan pengunjung tak sengaja tertelan, saat berenang di pantai.
"Saya berharap pihak perusahaan agar ikut juga menjaga lingkungan pantai," katanya.
Sementara, Manager Pemeliharaan Lingkungan, PT PJB UB JOM PLTU Paiton, Suyanto membenarkan adanya paparan buih putih yang masuk ke area obyek wisata Pantai Bohai, berasal dari Unit 9 PTLU.
Dia menjelaskan, munculnya buih putih dampak dari penyemprotan cairan dioksit di kanal Unit 9. Fungsinya untuk mempermudah proses pendingin di kondensor.
"Kan air laut itu banyak biota-biota yang hidup, makanya agar tidak menganggu proses pendinginan, kami kasih dioksit agar biotanya melemah," terang Suyanto.
BACA JUGA: Mahasiswa Australia Temukan Limbah Medis Bekas Tes HIV di Mojokerto
Menurut dia, dipilihnya cairan dioksit sendiri lantaran kandungan cairannya lebih ramah lingkungan.
"Memang biasanya kami kasih klorin, namun kami ganti bioksit karena lebih ramah lingkungan. Tapi rupanya, sampai memunculkan busa putih, padahal biasanya tidak begitu," katanya.
Suyanto memastikan, busa putih yang ditimbulkan tidak mencemari lingkungan, lantaran dalam kurun waktu 7 jam, buah putih sendiri akan melebur dengan sendirinya.
“Usai kejadian sendiri, sebenarnya kami telah cek ke lokasi dan koordinasi dengan pihak pengelola wisata. Dan saat dibersihkan dengan cara disemprot secara mekanis, langsung hilang buihnya,” tandasnya.