Jumat, 12 March 2021 11:00 UTC
SEBELUM PANDEMI. Umat Hindu Suku Tengger saat melaksanakan ritual Melasti di Goa Widodaren sebelum pandemi Covid-19. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sejumlah akses jalan menuju obyek wisata Gunung Bromo akan ditutup pada Minggu, 14 Maret 2021, hingga Senin, 15 Maret 2021.
Penutupan ini terkait momen Hari Raya Nyepi 1943 Saka/2021 Masehi bagi umat Hindu Suku Tengger yang tinggal di sekitar lereng Gunung Bromo.
Akses jalan yang bakal ditutup, yakni jalur dari arah Probolinggo di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura. Lalu dari arah Pasuruan, penutupan akses jalan dilakukan di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. Sedangkan dari arah Lumajang dan Malang, penutupan dilakukan di Jemplang.
Penutupan dimulai Minggu, 14 Maret 2021 sejak pukul 00.00 WIB, lalu dibuka kembali pada Senin, 15 Maret 2021 pukul 06.00 WIB. Sejumlah akses jalan yang ditutup akan dijaga Forkopimka setempat, meliputi unsur TNI/Polri, kecamatan, dan masyarakat adat di daerah masing-masing.
BACA JUGA: Wabah Corona Tak Pengaruhi Nyepi Tapa Brata Suku Tengger
Sementara guna menjaga kesakralan ritual catur bratha penyepian, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto menyebutkan akan dijaga sekitar 100 orang Jagabaya, yakni petugas keamanan adat Suku Tengger.
Nantinya mereka akan berjaga di desanya masing-masing, sekaligus sesekali berkeliling guna menjaga ritual catur bratha penyepian umat Hindu suku Tengger berlangsung khidmat dan lancar.
“Untuk mereka yang berjaga, tentunya tetap menjalankan protokol kesehatan, karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19,” ujar Bambang, Jumat, 12 Maret 2021.
Bambang menyampaikan semenjak pandemi Covid-19, serangkaian ritual upacara penyepian umat Hindu Suku Tengger di Bromo tak semeriah dibanding tahun-tahun sebelumnya atau sebelum pandemi Covid-19.
Itu karena kegiatan seperti Tawur Agung Kesanga yang biasanya dimeriahkan pawai ogoh-ogoh tak bisa digelar secara ramai seperti sebelum pandemi. Salah satu alasannya untuk mencegah terjadinya kerumunan.
BACA JUGA: Dampak COVID-19, Umat Hindu Percepat dan Batasi Upacara Melasti di Jolotundo
“Kalau dulu itu ramainya, biasanya pas pawai ogoh-ogoh dijadikan satu di daerah Sumber, yakni di Jurang Kendil. Tapi kalau sekarang, meski ada ya paling di desanya sendiri-sendiri. Selama upacara Nyepi ini, serangkian ritualnya tetap dilakukan tapi jumlah umatnya yang dikurangi,” kata Bambang.
Meski demikian, Bambang menyebut kondisi tersebut tak mengurangi kesakralan dan kehidmatan umat Hindu Suku tengger dalam melangsungkan serangkaian upacara ritual penyepian.
“Harapan kami di momen Nyepi kali ini semoga pandemi Covid-19 segera berakhir. Agar masyarakat di seluruh dunia bisa hidup secara normal seperti sebelumnya,” katanya.
Sekadar informasi, serangkaian upacara ritual penyepian meliputi Melasti yang digelar di Goa Widodaren, Tawur Agung Kesanga di Jurang Kendil, Catur Bratha Peyepian di rumah masing-masing dan Ngembak Geni di pura desa.