Logo

BPBD Kekurangan Anggaran Untuk Pengiriman Air Bersih

Reporter:,Editor:

Kamis, 18 July 2019 04:55 UTC

BPBD Kekurangan Anggaran Untuk Pengiriman Air Bersih

SIAP SIAGA: BPBD harus siap siaga untuk melakukan pengiriman air bersih secara rutin. Foto: dok.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Musim kemarau yang sudah datang sejak bulan Mei lalu membuat sejumlah daerah di Ponorogo mengalami kekeringan. Dampaknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus siap siaga untuk melakukan pengiriman air bersih secara rutin.

Namun BPBD khawatir jika kekeringan yang sudah lebih awal datang ini akan membuat daerah yang terdampak kekeringan akan lebih luas dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 22 Desa di 10 Kecamatan sehingga akan membuat anggaran untuk pengiriman air membengkak.

“Untuk tahun lalu saja anggaran yang ada hanya Rp 35 juta dan itu sangat kurang sekali,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, Kamis 18 Juli 2019.

BACA JUGA: BPBD Ponorogo Siapkan 72.000 Liter Air Bersih Setiap Minggu

Budi menjelaskan jika tahun ini khusus untuk anggaran belanja air bersih dipatok sebesar Rp 40 juta. Ia khawatir jika tahun ini bencana kekeringan lebih parah dari tahun lalu anggaran tersebut dirasa akan kurang.

Namun meski dana tersebut dirasa kurang, BPBD bisa menetapkan status bencana kekeringan dengan surat rekomendasi dari BPBD Provinsi, sehingga dana on call bisa dicairkan untuk menutupi anggaran pengadaan air bersih.

“Dengan asumsi harga air perliternya 1700an dana Rp 40 juta tersebut hanya cukup untuk dua juta liter air,” jelasnya.

Budi menuturkan jika pihaknya saat ini sudah mendata tiga desa yang telah meminta droping air bersih, dengan jumlah pengiriman untuk setiap minggunya bisa mencapai 72 ribu liter air.

BACA JUGA: Harga Cabai di Ponorogo Melonjak 100 Persen

“Sebelum menggunakan dana on call, kita lebih dulu meminta bantuan ke BPBD Provinsi terkait anggaran air bersih,” imbuhnya.

Budi melanjutkan seperti tahun lalu, ia mengajukan dana bantuan ke BPBD Provinsi untuk anggaran bencana kekeringan dan mendapat dana bantuan sebesar Rp 70 juta.

“Tahun lalu tidak sampai memakai dana on call,” pungkasnya.