Logo

BPBD Jatim Benahi Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo yang Ambruk

Reporter:,Editor:

Jumat, 31 October 2025 02:30 UTC

BPBD Jatim Benahi Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo yang Ambruk

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto (dua dari kiri) melihat kondisi atap ponpes yang ambruk. Foto: Humas BPBD Jatim.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) turun tangan dalam insiden ambruknya atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Besuki, Situbondo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim juga turut memantau langsung kondisi pesantren pascakejadian.

Asesmen di lokasi kejadian dijalankan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo pada Rabu siang, 29 Oktober 2015 atau beberapa jam setelah insiden terjadi pada dini hari.

"Kami memastikan kondisi pondok pesantren yang atapnya ambrol. Jadi, kami siapkan proses pembenahan," tutur Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto, Jumat, 31 Oktober 2025.

Dalam kunjungan ke lokasi kejadian, tim BPBD Jatim juga menyerahkan sejumlah bantuan, di antaranya, bahan material bangunan berupa 50 sak semen dan 150 buah galvalum.

Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto kepada Pimpinan Ponpes Salafiyah Syafi'iyyah KH Muhammad Hasan Ainul ilmi.

"Bantuan material ini untuk dilakukan pembangunan yang ambruk agar proses belajar mengajar tetap berjalan," tuturnya.

BACA: Atap Asrama Ponpes di Situbondo Ambruk, 1 Santriwati Meninggal Dunia

Selain bantuan material bangunan, Tim BPBD Jatim juga menyerahkan bantuan logistik, berupa, 15 buah terpal, 20 buah selimut, 10 paket family kit, 10 paket kidsware dan 20 paket sandang wanita.

Seperti diketahui, akibat runtuhnya atap asrama putri Ponpes Salafiyah Syafi'iyyah, terdapat 5 santriwati yang menjadi korban.

Rinciannya, 2 orang luka berat, 2 orang luka ringan dan seorang santriwati meninggal dunia, yakni, Putri Hemilia Oktaviantika, 13 tahun.

Gatot juga berharap agar bencana tersebut bisa memberikan hikmah dan pembelanjaran bagi semua pihak tentang perlunya mitigasi bencana di lingkungan pesantren.

"Selain perlu mengenali potensi bencana alam di wilayah sekitar, di lingkungan pesantren juga perlu dikenalkan mitigasi bahaya kebakaran dan upaya penanggulangannya," sarannya.

Saat ini, lanjut Gatot, pihaknya juga sedang memperkuat ketangguhan di lingkungan pesantren, melalui program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

"Nantinya, pelatihan dan simulasi evakuasi bencana akan kita perkuat lagi di lingkungan pesantren," pungkasnya.