Rabu, 29 October 2025 09:30 UTC
Polisi meninjau lokasi ambruknya atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, Rabu, 29 Oktober 2025. Foto: Hozaini.
JATIMNET.COM, Situbondo - Atap asrama putri di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah-Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo ambruk, Rabu dini hari, 29 Oktober 2025. Akibatnya, 19 santriwati yang sedang tertidur pulas tertimpa reruntuhan atap bangunan.
Belasan santri itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan penanganan medis. Sebanyak 15 di antaranya telah diperbolehkan pulang, tiga santriwati masih menjalani perawatan, dan satu lainnya meninggal dunia.
“Korban meninggal bernama putri, siswi kelas VII SMP dan baru enam bulan di pondok,” ujar pengasuh pesantren, KH. Muhammad Hasan Nailul Ilmi, Rabu, 29 Oktober 2025.
BACA: Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Santri Masih Terjebak
Menurutnya, bagian atap asrama putri pondok pesantren yang dipimpinnya itu ambruk saat hujan turun disertai dengan angin kencang pada pukul 00.30 WIB.
Insiden itu mengakibatkan sejumlah santriwati di bawah atap tertimpa atap yang ambruk.
“Kami langsung evakuasi 19 santriwati ke rumah sakit agar mendapat perawatan medis, dan sebanyak 15 orang diizinkan pulang, sedang tiga santri menjalani perawatan dan satu orang akhirnya meninggal pagi tadi,” tuturnya.
Hasan tak menyangka atap bangunan tersebut ambruk. Apalagi, asrama putri di lantai II itu merupakan bangunan baru dan masih berusia sekitar 2,4 tahun.
“Gedungnya juga nggak ada yang retak. Dulu, waktu ada getaran gempa kedua seorang santri mendengar suara “Krak” di asrama tersebut. Tapi, kami nggak melihat ada yang retak dan kemungkinan karena tertutup plafon,” katanya.
BACA: Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk, SAR Surabaya Evakuasi Korban yang Terjebak
Sementara itu, Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan menambahkan, santriwati yang meninggal dunia telah dibawa pulang ke rumah duka.
“Tadi, kami mendengar korban telah dikebumikan dan pihak keluarga sudah menerima terjadinya peristiwa ini,” katanya.
Rezi menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan identifikasi asrama putri yang ambruk. Untuk memastikan penyebab kejadian itu, pihaknya masih menunggu pemeriksaan tim ahli teknis.
“Kami telah berkoordinasi dengan pihak pesantren agar sementara waktu santri yang ada di lantai II dipindah ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.
