Jumat, 21 June 2019 11:50 UTC
Ilustrasi kemarau. Foto: pexels
JATIMNET.COM, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.
BMKG menyarankan pemerintah daerah yang wilayahnya rawan mengalami kekeringan, kebakaran lahan dan hutan agar meningkatkan kewaspadaan.
"Waspada kekeringan di periode musim kemarau ini, karena diprediksi kemarau tahun ini lebih kering dari tahun sebelumnya," kata Kepala Subbidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat Adi Ripaldi, Jumat 21 Juni 2019.
BACA JUGA: Ini Imbauan BMKG Saat Suhu Dingin dan Angin Kencang
Ia menegaskan, daerah yang tahun lalu pada periode Juni, Juli dan Agustus terkena kekeringan agar tahun ini lebih waspada.
Menurut Adi, tahun lalu curah hujan selama musim kemarau kurang dari 20 milimeter dalam satu bulan dan tahun ini bisa jauh lebih rendah lagi.
Menurut prakiraan BMKG hampir seluruh Jawa telah memasuki musim kemarau, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Puncak musim kemarau diprakirakan terjadi Juli-Agustus 2019. Hujan lokal masih turun di wilayah seperti Bogor di Jawa Barat.
BACA JUGA: Kemarau 2019, BMKG Prediksi Kekeringan Hampir Merata di Jatim
Menurut dia, warga yang tinggal di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi dan Sumatera juga perlu mewaspadai dampak kekeringan. Di wilayah-wilayah itu, puncak kemarau diprakirakan terjadi Agustus sampai September.
"NTB dan NTT termasuk wilayah tadah hujan, sehingga perlu dibantu dengan irigasi," katanya.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2018, kekeringan melanda sejumlah daerah di Jawa dan Nusa Tenggara.
Kekeringan antara lain melanda wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Lampung, membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. (ant)