Jumat, 04 December 2020 03:40 UTC

OPTIMIS. Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah (tiga dari kanan) bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (empat kiri) sama-sama melihat pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik. Foto: Humas Pemprov Jatim.
JATIMNET.COM, Surabaya - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur menyebut pertumbuhan ekonomi di wilayahnya semakin membaik. Sempat terkontraksi 5 persen di awal pandemi Covid-19, kemudian mulai membaik di triwulan III 2020 yang -3 persen.
Proyeksi BI Jawa Timur, triwulan IV 2020 pertumbuhan ekonomi 0 persen. "Ini sudah sangat bagus karena adanya pertumbuhan ekonomi setiap bulannya," ujar Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah, Kamis 3 Desember 2020.
Difi mengakui adanya kekhawatiran proyeksi pertumbuhan ekonomi terpengaruh lonjakan pasien Covid-19 beberapa pekan terakhir.
BACA JUGA: BI Jatim Akan Dorong Potensi Kopi Wonosalam Jombang
"Kalau kami bicara bahwa kenaikan angka COVID-19 akhir-akhir ini tidak membuat terganggu proyeksi ekonomi Jatim, itu kurang baik. Ya sempat kami perhitungkan, dan dikhawatirkan menjadi hambatan," ungkapnya saat dikonfirmasi.
Pun demikian, Difi optimis tren positif pertumbuhan ekonomi terus terjadi di 2020. Sebab itu, pihaknya terus mendorong sisi permintaan (demand). Salah satunya dari sisi konsumsi masyarakat dan belanja masyarakat, serta perdagangan antar daerah.
Selain, ditambah beberapa kebijakan seperti suku bunga rendah, nilai rupiah stabil, hingga kondisi likuiditas, termasuk kredit. "InsyaAllah, asumsi kami apabila vaksi sudah dijalankan, ekonomi dunia pulih, dan kepercayaan investor akan kembali ada. Harapan saya hanya tinggal menunggu waktu saja," tuturnya.
BACA JUGA: BI Klaim Ekonomi Semester II Segera Membaik, Jatim Disarankan Perkuat Sektor Ini
Sementara Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, ada dua strategi yang telah dilakukan untuk menstimulasi permintaan domestik. Pertama, merevitalisasi alternatif marketplace, dengan membuat orang tanpa terbebani protokol kesehatan bisa belanja, seperti melalui belanja daring.
Kedua, menerbitkan edaran untuk membuka kembali kegiatan ekonomi pasca lebaran secara bertahap dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kami mulai memberanikan diri mengadakan acara rapat di hotel misalnya, dengan alasan memberi suatu keyakinan bahwa kita bisa melakukan asal menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kami juga mengunjungi tempat-tempat wisata. Bantuan BUMDes wisata juga terus dilakukan agar desa wisata terus bergerak,” kata dia.
