Senin, 31 May 2021 14:20 UTC
VAKSINASI ULAMA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kemeja putih bersongkok hitam) menyaksikan vaksinasi pada 100 kiai Nahdlatul Ulama di Kantor PWNU Jatim, Selasa 23 Maret 2021. Foto: PWNU Jatim
JATIMNET.COM, Jember – Pemerintah disarankan untuk menambah prioritas sasaran pemberian vaksin, yakni kepada kalangan guru ngaji atau ustaz. Sebab, hal itu dinilai cukup strategis untuk mencegah atau mengurangi risiko penyebaran Covid-19.
“Pemberian vaksin untuk guru mengaji ini patut dipertimbangkan untuk mencegah penyebaran virus dari kegiatan keagamaan seperti di musala,” ujar Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPRD Jember Mufid, Senin, 31 Mei 2021.
Berdasarkan data sementara, diperkirakan terdapat sekitar 30 ribu guru mengaji yang tersebar di berbagai penjuru Jember. Sebagian besar dari mereka tetap mengajar mengaji di musala meski pandemi masih berlangsung sejak awal tahun lalu.
BACA JUGA: Cegah Covid, Mahasiswa di Jember Manfaatkan Video Call dalam Jual Beli Hamster
“Karena sulit juga kalau kegiatan mengaji ini terhenti selama lebih dari setahun. Ini bagian dari pendidikan karakter,” ujar alumnus Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo, Jember ini.
Di sisi lain, sekolah formal sudah mengalihkan kegiatan belajar mengajar secara daring. Uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai dilangsungkan sejak beberapa pekan yang lalu. Dalam sejumlah kesempatan, pemerintah menyatakan, pembelajaran tatap muka bisa dilangsungkan setelah seluruh guru menjalani vaksinasi.
“Pemeritah harus hadir untuk menjamin rasa aman bagi anak didik kita yang mengaji di musala-musala. Karena di saat pemerintah sekarang menggeber pembangunan fisik, menjadi tidak ada artinya jika banyak warga yang sakit. Saat ini Jember masih zona oranye, semoga dengan adanya vaksinasi untuk guru mengaji ini turut membantu mempercepat Jember menjadi zona hijau risiko penyebaran Covid-19,” kata Mufid.
BACA JUGA: Beradaptasi di Masa Pandemi (2): Mini Trip, Aman Berwisata Bersama Keluarga di Masa Pandemi
Di sisi lain, Mufid juga menyarankan agar pemerintah bisa lebih menggandeng peran para guru mengaji dalam kampanye ketaatan protokol kesehatan (prokes). Langkah ini diharapkan bisa mempercepat penurunan risiko penyebaran Covid-19 di samping program vaksinasi dan program penegakan hukum dari aparat.
“Para guru ngaji ini punya wibawa yang lebih di masyarakat. Ketika mereka juga turut mengajak santri dan juga keluarga santri serta warga pada umumnya untuk disiplin menggunakan dan prokes lainnya, saya yakin akan lebih efektif,” kata Mufid.