Logo

Beredar Isu Plt Bupati Jember Ditekan Pejabat Pemkab, Warga Demo

Reporter:,Editor:

Rabu, 30 September 2020 09:00 UTC

Beredar Isu Plt Bupati Jember Ditekan Pejabat Pemkab, Warga Demo

LOYALIS: Plt Bupati Jember, A. Muqit Arief saat menemui para loyalisnya. Kepada para aktivis, Muqit mengklarifikasi bahwa isu tekanan dari pejabat pemkab terhadap dirinya adalah tidak benar.  Foto: Faizin Adi

JATIMNET.COMJember – Sejumlah aktivis dan warga mendatangi kantor Pemkab Jember, Rabu siang, 30 September 2020. Kedatangan mereka dipicu isu yang berkembang bahwa Plt Bupati Jember, Abdul Muqit Arief mendapat tekanan dan hambatan dari seorang pejabat senior di Pemkab Jember. 

Tekanan ditujukan agar Muqit tidak menjalankan rekomendasi Kemendagri dan juga permintaan Bawaslu. Selain ingin mengklarifikasi langsung, kedatangan para loyalis ini juga untuk memberikan dukungan Muqit tidak ragu mengambil tindakan. “Kami siap mengambil tindakan untuk membela kiai Muqit,” ujar Dwiagus Budiyanto, salah satu aktivis.

Semula, mereka tidak menyebut secara langsung pejabat yang dimaksud serta sumber informasinya. “Kami mendapatkan informasi yang terpercaya dari beberapa sumber,” tutur Dwiagus. 

Tekanan itu menurut mereka, karena Muqit hendak menjalankan rekomendasi Mendagri untuk memperbaiki susunan birokrasi agar sesuai aturan dari pusat. Jika jadi dilaksanakan, maka akan ada banyak pejabat yang tergeser dari posisi saat ini. 

BACA JUGA: Ombudsman Soroti Ruwetnya Birokrasi di Jember

Selain itu, mereka juga mengaku mendapat informasi bahwa langkah Muqit untuk menjalankan permintaan Bawaslu, dihambat bawahannya. Agar Pemkab Jember mencopot ribuan foto-foto Faida di seluruh aset Pemkab Jember, karena termasuk kategori Alat Peraga Kampanye (APK).

“Informasi yang kami terima, pejabat itu kirim WA ke Kiai Muqit, menyatakan bahwa Kiai hanya Plt yang dapat mandat dari Bupayi Faida. Jadi tidak boleh macam-macam. Menurut kami ini adalah ancaman kepada guru kami, kiai Muqit,” ukar Jumadi, aktivis yang juga ikut mendatangi Pemkab Jember.  

Muqit kemudian menemui mereka secara langsung. Dalam pertemuan tersebut, Muqit membantah kabar tersebut dan meminta warga untuk tetap tenang. ”Terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya. Informasi itu tidak benar, saya harap teman-teman tetap tenang,” tutur Muqit.

Muqit mengakui, saat ini dirinya sedang fokus memperbaiki sejumlah masalah yang ditinggalkan Faida. Ia juga menjamin birokrasi Pemkab Jember akan netral di Pilkada 2020 ini.

BACA JUGA: Jadi Plt Bupati Gantikan Faida, Kiai Muqit Awali Dengan Cairkan Hubungan ke DPRD Jember

“Saya akan mewakafkan 72 hari masa hidup saya untuk masyarakat Jember. Saya jamin akan netral, itu sudah saya tegaskan kepada seluruh ASN. Saya tidak punya kepentingan apa-apa di Pilkada 2020 ini,” ujar pria yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, Silo, Jember ini.

Meski dibantah langsung oleh Muqit, para loyalisnya itu belum sepenuhnya percaya. "Beliau adalah sosok kiai yang bijaksana dan ingin menjaga suasana kondusif. Tapi kami tetap yakin, kabar tersebut benar,” tutur Dwiagus usai pertemuan.

Karena itu, para aktivis kemudian mendatangi pejabat yang mereka maksud. Yakni Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Jember, Achmad Imam Fauzi yang ruang kerjanya ada di kompleks yang sama.

BACA JUGA: Bupati Jember Disanksi Tidak Gajian 6 Bulan, Aktivis dan Anggota Dewan Gelar Cukur Gundul

Fauzi kemudian menemui langsung para aktivis tersebut dan membantah semua tuduhan tersebut.  “Tidak benar itu, adu domba,” ujar Fauzi.

Saat ditanya lebih lanjut, Fauzi memang mengakui memberikan sejumlah saran terkait langkah-langkah yang akan diambil oleh Plt Bupati Jember. “Tapi saya memberi saran ketika masih direncanakan. Saat sudah diputuskan, saya taat dan jalankan,” tegas Fauzi. 

Menanggapi hal itu, para aktivis tetap memberikan peringatan kepada Fauzi. ”Kami akan turun di barisan paling depan, kalau ada informasi seperti ini lagi. Kami siap melawan orang-orang yang akan mengganggu, meski tanpa persetujuan Kyai Muqit,” pungkas Jumadi, aktivis yang lain. Setelah itu, massa kemudian membubarkan diri dengan tertiba.