Logo

Begini Cara Berburu Biawak di Kali Lamong

Reporter:,Editor:

Minggu, 01 September 2019 02:49 UTC

Begini Cara Berburu Biawak di Kali Lamong

BERBURU REPTIL. Dua pemuda tengah menuntun anjingnya untuk berburu biawak di sekitar Kali Lamong, Kabupaten Mojokerto. Foto: Karina Norhadini.

JATIMNET.COM, Mojokerto – Air sungai Kali Lamong di daerah Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto terlihat surut. Hal itu membuat kubangan-kubangan di dasar sungai berwarna hijau muda karena air yang mengalir cukup sedikit.

Terlihat sembilan laki-laki dan dua ekor anjing menyisir pinggir Kali Lamong dari sisi utara ke selatan. Mereka mencari buruan. Dua ekor anjing yang diberi nama Zaky dan Manis ini diberi tugas untuk mengendus binatang burunnya, biawak atau masyarakat sekitar menyebutnya nyambik.

Zak (33) kepada Jatimnet.com, mengaku sudah 15 tahun menggeluti hobi tersebut. Pria asal Dusun Geneng Desa Sumberwuluh Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto itu mencari biawak ditemani Zaky untuk dijual.

BACA JUGA: BPCB Jatim Ekskavasi Total Situs Tribhuwana Tunggadewi di Mojokerto

“Sudah dua tahun saya ditemani sahabat setia ini. Saya mengikuti ke mana Zaky mencari buruan,” katanya sambil mengelus-elus anjing kesayangannya di tepi kali Lamong, Sabtu 31 Agustus 2019.

Berburu biawak dengan anjing atau geladak ini dibutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua jam. Zak dan Zaky menyisir tepi sungai untuk memburu biawak. Jika Zaky menggonggong, tandanya biawak berada tak jauh dari mereka. Benar, dalam hitungan detik, hewan buruan itu berhasil menangkap mangsa.

“Inilah hobi kami, berburu biawak. Ada kesenangan tersendiri, apalagi saat Zaky berlari menangkap biawak sambil menggonggong,” lanjut Zak. Dalam berburu ini dia melakukannya antara pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

UNTUK PENGOBATAN. Daging nyambik dimasak rica-rica yang konon bisa untuk pengobatan berbagai penyakit kulit. Foto: Karina Norhadini.

Diterangkannya pada saat musim kemarau seperti ini biawak yang ditangkap di kisaran 15 ekor per hari. Tapi pada saat musim hujan bisa mencapai 20 ekor. Sebab pada musim hujan kondisi lebih lembab dan banyak ikan. Hal ini yang membuat biawak keluar sarang untuk mencari ikan.

Ada trik yang dilakukan Zak terhadap anjingnya sehari jelang berburu. Anjing hitam jenis doberman ini diberi susu, madu, telur, dan vitamin pada malam jelang berburu. Asupan gizi itu untuk meningkatkan indra penciumannya.

Sementara itu, hasil buruannya dijual sekitar Rp 16.000-Rp 20.000 dengan berat 1 kilogram. Jika satu hari menangkap 15 ekor dengan berat rata-rata 1 kilogram, hasil jualannya berkisar Rp 240.00-Rp 300.000. Pendapatan itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari.

BACA JUGA: Dana KONI Raib dari ABPD, Atlet di Mojokerto Demonstrasi

Siapa pembeli biawak? Diterangkan Zak, pembelinya rata-rata dari Mojokerto dan dari luar kota, seperti Jombang, Surabaya, dan kota lain. Pembeli biawak, lanjut Zak, mengaku untuk pengobatan kulit.  

Sementara itu, Hadi (45) warga Jombang mengaku sudah bertahun-tahun membeli biawak hidup dari Zak. Reptil ini, lanjut Hadi, dijadikan makanan olahan di warungnya seperti krengseng atau rica-rica. “Kata pelanggan bisa untuk mengobati gatal,” jelasnya.

Namun pada saat musim kemarau seperti ini dia agak kesulitan mencari biawak. Masalahnya tidak banyak pemburu yang menjual biawak karena siklus.