Jumat, 08 May 2020 10:00 UTC
BANTUAN SEMBAKO. Sembako berupa beras bantuan Pemkab Banyuwangi yang akan didistribusikan ke desa dan kecamatan untuk warga miskin terdampak Covid-19, Rabu, 6 Mei 2020. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Jumlah penerima bantuan sembako di Banyuwangi dari pemerintah yang tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) telah melebihi jumlah keluarga miskin di daerah itu. DTKS digunakan untuk bantuan sembako bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
Jumlah keluarga miskin di Banyuwangi adalah 193 ribu, sementara jumlah penerima bantuan dalam DTKS telah mencapai 250 ribu Kepala Keluarga (KK) yang sudah dilengkapi kolom nama, NIK, dan alamat masing-masing.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bantuan itu dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten yang didistribusikan melalui pemerintah kecamatan dan desa, serta patungan pegawai negeri sipil (PNS) dan tenaga pendidikan.
BACA JUGA: Atasi Dampak Covid, Banyuwangi Bagikan Kupon Makan Gratis pada Pekerja Informal
Bantuan yang diberikan melebihi data keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan keluarga miskin tak terdaftar karena kedinamisan data dari lapangan.
"Jadi kita ini menambal yang belum masuk di sini. Khan ada BLT dari Kementerian Sosial, ada BLT Dana Desa, ada juga yang namanya PKH (untuk keluarga miskin yang telah terdaftar)," kata Anas, Rabu, 6 Mei 2020.
Pihaknya juga masih menerima laporan adanya keluarga miskin belum terdaftar lainnya untuk dimasukkan ke DTKS dan bisa mendapatkan bantuan sembako. Bila melihat warga miskin tidak mendapatkan bantuan, masyarakat bisa melaporkannya pada pemerintah desa, kecamatan atau call center Pemkab Banyuwangi 112. Dalam paket sembako terdapat beras, mi instan, dan ikan kalengan.
Dia juga mengatakan tengah menyusun mekanisme bantuan sembako yang akan disalurkan kepada sebagian warga Banyuwangi di perantauan. Pilihannya bantuan dikirimkan dari Banyuwangi ke tempat mereka atau dibelikan di daerah rantau. Lantaran di daerah lain, banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan tapi tidak bisa pulang ke kampung halaman.
BACA JUGA: Pemkab Banyuwangi Siapkan 4 Skema Bantuan Warga Miskin Selama Pandemi Covid-19
"Mungkin bisa kita sisihkan 2 ton, 4 ton, untuk mereka yang terdampak yang sama sekali tidak bisa pulang. Buruh bangunan, ada buruh pabrik. Ruangnya banyak, tinggal mekanismenya saja, anggarannya sudah kita siapkan, termasuk bantuannya. Kita sedang memikirkan bagaimana cara untuk menyalurkan," kata Anas.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Dewata, Agustinus Wijaya mengatakan ada sekitar 50 ribu perantau asal Banyuwangi di Bali. Dia mengatakan kondisi perekonomian mereka menjadi lebih sulit karena pandemi.
Banyak pekerja diberhentikan dari pekerjaannya, sedangkan usaha pengusaha macet. Pekerja sulit membayar kos dan membeli makanan, sedangkan pengusaha bingung memikirkan nasib karyawan di tengah arus keuangan perusahaan yang berhenti.
"Yang pulang kampung lebih sedikit, yang bertahan jauh lebih banyak. Mereka berusaha bertahan dalam beberapa bulan ke depan dan berharap pandemi segera selesai," kata Agustinus.