Logo

Banjir Masih Rendam Sentani, 4.157 Jiwa Mengungsi

Reporter:

Senin, 18 March 2019 03:02 UTC

Banjir Masih Rendam Sentani, 4.157 Jiwa Mengungsi

Banjir masih menggenangi sejumlah titik di Sentani. Foto: ACT

JATIMNET.COM, Jayapura-Banjir bandang yang melanda Kecamatan Sentani, Jayapura, Papua pada Sabtu 16 Maret 2019, hingga sekarang belum surut. Air dengan ketinggian beragam masih menggenangi sejumlah titik yang tersebar di beberapa wilayah.

Seperti dilaporkan Lukman Solehudin dari Tim Disaster Emergency Response - Aksi Cepat Tanggap (DER - ACT). Menurut Lukman, beberapa titik wilayah di Kecamatan Sentani masih terendam banjir. Sebelumnya banjir sempat surut, namun akibat hujan deras malam berikutnya, Ahad 17 Maret 2019, banjir kembali terjadi.

Bahkan genangan air dan lumpur menyebabkan sejumlah jalur kendaraan mengalami kemacetan. Di Jalan Raya Kemiri, misalnya, perjalanan tim menuju Posko Induk Pemerintah di Kantor Bupati Jayapura sempat terhambat. "Kami ingin meninjau data korban dan dampak yang terjadi akibat bencana," terang Lukman, Senin 18 Maret 2019.

BACA JUGA: Ponorogo Tekor Miliaran Rupiah Akibat Banjir

Hingga Senin itu, tercatat 73 warga meninggal dunia akibat banjir bandang tersebut. Jumlah korban tersebut diperkirakan akan terus bertambah, mengingat masih banyak warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.

Tak hanya korban jiwa, banjir bandang juga menyebabkan ribuan warga mengungsi dari rumah mereka yang rusak akibat terendam banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan, ada sekitar 4.157 orang mengungsi di beberapa titik pengungsian Kota Jayapura.

Posko Induk Pemerintah di Kantor Bupati Jayapura, kata Lukman, merupakan satu dari beberapa titik pusat pengungsian di Jayapura. Sekiranya ada ratusan warga yang mengungsi di sana, sebab rumah mereka terendam banjir, bahkan ada yang sudah mengalami kerusakan.

BACA JUGA: ACT Fasilitasi Keluarga Zulfirman Syah ke Selandia Baru

"Kami juga sempat mendapat laporan, sebagian kecil dari warga ada yang memilih bertahan di rumah, meski air ataupun lumpur masih menggenang. Bahkan ada daerah yang terisolir, warga yang tinggal di sana tidak bisa keluar, kami pun tidak bisa menyambangi mereka untuk beri bantuan," ujar Lukman.

Lukman dan timnya kini sedang mengupayakan pendirian Posko Kemanusiaan ACT di Sentani. Selain posko, nantinya juga akan ada Dapur Umum untuk menopang kebutuhan pangan para korban selama fase darurat, baik yang mengungsi maupun yang memilih tinggal di rumah.

"Sekarang kami masih mencari lokasi yang tepat untuk pendirian posko dan dapur umum, sembari menyisiri titik-titik wilayah yang terkena dampak banjir paling parah," ujarnya.

BACA JUGA: Ratusan Rumah Warga Jember Terendam Banjir

Lukman menambahkan, tim juga terus membagikan makanan siap santap untuk para korban terdampak banjir. Sekiranya ada ratusan paket yang disiapkan untuk memenuhi asupan pangan mereka setiap hari. Sebab bagi Lukman, makanan siap santap adalah kebutuhan paling darurat bagi mereka.

"Di fase emergency, mereka sangat membutuhkan makanan siap santap. Hari ini, kami sudah mendistribusikan 200 paket makanan. Ke depannya, insya Allah, kami targetkan akan menyiapkan 1.000 paket, tentu dibantu dengan adanya Dapur Umum. Semoga dapat lekas terealisasi," kata Lukman memungkasi.