Jumat, 20 March 2020 16:11 UTC
Manajemen Ayola Sunrise Hotel di Kota Mojokerto menyatakan dampak covid-19 telah memukul pariwisata dan tingkat hunian hotel. Foto: Karina Norhadini.
JATIMNET.COM, Mojokerto – Bisnis perhotelan di Mojokerto mulai terpukul dengan wabah virus corona atau covid-19. Geliat wisata di Kota Onde-Onde itu mulai terpukul akibat sepinya tamu yang menginap maupun menggelar MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition).
Satu-satunya hotel bintang tiga di Kota Mojokerto, Ayola Sunrise Hotel mencatat kerugian sekitar Rp 300 juta selama bulan Maret 2020. Kerugian itu disebabkan sepinya tamu hotel ditambah banyaknya pembatalan sejumlah event di hotel tersebut.
“Tingkat hunian hanya terisi 30 persen dari total 120 kamar. Dampaknya kerugian hotel mencapai Rp 300 juta dalam 20 hari terakhir sepanjang bulan ini,” kata General Manager Ayola Sunrise Hotel, Agus Effendi saat dikonfirmasi Jatimnet.com, Jumat 20 Maret 2020.
BACA JUGA: Guru SMK Taman Siswa Mojokerto Ciptakan Hand Sanitizer
Pukulan paling terasa, lanjut Agus Effendi, sejak Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi diumumkan positif terkena virus corona. Sejumlah instansi swasta maupun pemerintahan langsung melakukan pembatalan kegiatan di hotel tersebut.
Sebab imbauan pemerintah mengurangi kegiatan yang mengundang banyak orang untuk mereduksi penularan virus. Sedikitnya instansi pemerintahan seperti dari pajak maupun corporate melakukan pembatalan.
Namun, Agus, sapaannya, mengaku tidak hafal jumlah kegiatan yang dibatalkan. “Saking banyaknya (pembatalan), sampai tidak sempat menghitung,” tegas Agus.
BACA JUGA: Museum dan Situs Cagar Budaya di Jawa Timur Ditutup Sementara
Pembatalan sejumlah kapal pesiar asing atau cruise sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya makin memperburuk bisnis jasa perhotelan. Larangan cruise sandar makin memangkas wisatawan yang mampir ke Mojokerto, meski hanya melakukan city tour atau wisata kota.
“Biasanya wisatawan asing ini melihat candi saat city tour ke Mojokerto. Meskipun tidak menginap, mereka masih menyempatkan makan siang,” Agus menjelaskan.
Sejauh ini manajemen hotel telah melakukan sosialisasi terhadap karyawannya, tentang antisipasi pencegahan covid-19. Salah satunya penyediaan hand sanitizer di area hotel, seperti di pintu masuk, lobby dan tempat lain. Begitu juga dengan pengecekan suhu tubuh tetap dilakukan sebagai prosedur tetap.
“Kerugian paling terasa sejak tanggal 2 Maret hingga hari ini,” Agus memungkasi.
