Logo

Awey Nilai Sikap Gubernur Kritik GBT Bukti Kasih Sayang

Reporter:,Editor:

Senin, 04 November 2019 08:31 UTC

Awey Nilai Sikap Gubernur Kritik GBT Bukti Kasih Sayang

Wakil Ketua DPD Partai Nasdem Surabaya Vinsensius Awey . Foto: Dok

JATIMNET.COM, Surabaya – Politisi dan juga Wakil Ketua DPD Partai Nasdem Surabaya Vinsensius Awey menilai sikap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mengkritik kondisi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) bau sampah adalah bukti perhatian.

“Penyampaian ibu gubenur jangan lantas diartikan adanya keinginan beliau untuk semena-mena memindahkan lokasi bertandingnya Piala Dunia U-20. Tapi perhatian dan sayangnya beliau kepada Kota Surabaya,” kata Awey pada Jatimnet.com, Senin 4 November 2019.

Menurutnya, Kota Surabaya tidak hanya dimiliki oleh Pemkot Surabaya, tapi juga dimiliki oleh Provinsi Jawa Timur.

BACA JUGA: PDI Perjuangan Nilai Tindakan Partai Golkar Soal GBT Lebay

Mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019 menyampaikan gubernur pastinya tidak ingin kalau nantinya nama Surabaya tercoreng dengan adanya bau tak sedap di GBT saat ini.

“Jadi yang disampaikan oleh gubenur tidak lantas membuat jajaran pemkot reaktif, emosional dan baperan,” kata dia.

Ia menyampaikan seharusnya pernyataan gubernur dijadikan sebagai alarm diawal untuk pemkot mengantisipasinya. Ambil sisi positifnya yakni dengan sungguh-sungguh membenahi kondisi stadion yg ada khususnya “bau” tidak sedap yang muncul.

“Karena bau tidak sedap itu akan menganggu kenyamanan para pemain dan penonton," tutur Awey.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Sebut Tidak Ada Pemberitahuan Kunjungan Menpora

Persoalan fisik bangunan dan sarana prasarana GBT memang yang terbaik di Jatim, kata Awey, namun yang jadi masalah adalah bau tidak sedap yang muncul dikarenakan berdekatan dengan TPA Benowo dan sedikitnya akses jalan menuju lokasi yang belum berjalan baik (bottle neck).

Awey mengungkapkan pemkot harus realistis dengan mengatasi bau tak sedap yang memang ada. Apalagi ini kelasnya bukan lagi tingkat lokal tapi tingkat dunia.

“Mereka (warga lokal) bisa saja sudah terbiasa dengan bau tidak sedap yang muncul karena sudah bertahun-tahun lamanya bermukim di sana. Beda halnya pendatang asing yang tidak menetap,” katanya.

BACA JUGA: Golkar Meradang GBT Tertutup Saat Menpora Sidak 

Awey berharap semua pihak untuk bersama-sama berbenah. Masih ada waktu yg cukup untuk berbenah. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh bu gubenur, jadikan sebagai perhatian khusus untuk berbenah.

Sehingga ketika hari pehelatan tiba, Kota Surabaya akan menjadi torehan catatan sejarah tersendiri sebagai kota yang dapat memberikan pelayanan terbaik bagi perhelatan sepak bola dunia.