Senin, 09 May 2022 11:00 UTC
PENYAKIT HEWAN. Ternak sapi yang terpapar PMK di Dusun/Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, diberi suntikan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Sebanyak 7.205 ekor sapi di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, terancam wabah penyakit hewan menular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Jumlah tersebut dihimpun dari data di lapangan yang diperoleh Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto yang mencapai sekitar 7.205 ekor sapi jenis Limousin, Simmental, dan sapi PO (Peranakan Ongole) yang tersebar di 18 desa di Kecamatan Dawarblandong.
Untuk memastikan kondisi penularan wabah itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Agoes Hardjito bersama petugas kesehatan terlihat mendatangi kandang sapi milik warga yang terkena PMK di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Senin, 9 Mei 2022.
BACA JUGA: PMK Merebak, 1.247 Ekor Sapi di Jatim Terserang
Agoes dan tim memberikan pelayanan pengobatan gratis untuk ternak sapi milik warga yang tertular PMK dan sekaligus sosialisasi penanganan penyakit yang disebabkan virus Foot Mouth Disease Virus (FMDV).
"Jadi melihat gejala klinis ternak sapi milik warga di sini menunjukkan penyakit mulut dan kuku, apalagi di sekitar wilayah Dawarblandong masuk daerah wabah," ucapnya.
Dari pengamatan di lapangan, banyak ternak sapi milik warga Desa Suru mengeluarkan busa dari mulut, kuku kaki yang luka dan bernanah. Bahkan, di antaranya sudah tak mampu lagi berdiri dan lemah.
Kondisi ini tersebar di Desa Brayublandong, Desa Pucuk, Desa Suru, Desa Bangeran, Desa Cinandang, Desa Gunungsari, Desa Sumber Wuluh, Desa Cendoro dan lainnya di Kecamatan Dawarblandong.
Tercatat data sementara jumlah hewan ternak sapi yang terpapar PMK di Kecamatan Dawarblandong kurang lebih sekitar 106 ekor dan satu di antaranya mati.
"Jumlah yang terpapar itu sudah termasuk 46 ekor sapi di Dusun/Desa Suru. Kalau yang mati baru satu ekor yang di Dawarblandong," ucapnya.
BACA JUGA: Terjangkit Wabah PMK, Gubernur Jatim Intruksikan Pasar Sapi Tutup Sementara
Menurut Agoes, Pemkab telah berupaya dalam pengendalian wabah yang mudah menyebar lewat udara ini dengan mengobati ternak sapi yang terpapar PMK menggunakan empat suntikan vitamin dan antibiotik untuk satu ekor sapi.
Selain itu, sosialisasi secara masif sekaligus penyemprotan disinfektan dan membatasi lalu lintas jual beli ternak dengan menutup enam pasar hewan di Kabupaten Mojokerto.
"Hewan ternak sapi yang sakit kita obati sampai sembuh dan memberikan pengobatan gratis tidak dipungut biaya agar tidak menjadi beban peternak," ujarnya.
Agoes menambahkan supaya masyarakat tidak panik dan menjual ternak sapi dalam kondisi sakit. Sebab, selain merugi, harga jual bakal anjlok apabila kondisi sapi sakit dan dapat menular ke hewan jika dibawa ke daerah lain.
Wabah PMK pada ternak sapi ini bisa disembuhkan sekitar 10 sampai 14 hari diobati menggunakan analgesik antipiritik (obat anti demam) antihistamin, vitamin, dan antibiotik.
Hanya saja, penyebaran penyakit menular PMK pada hewan ternak sapi ini cepat menyebar di Kabupaten Mojokerto.
"Kita juga berikan obat semprot untuk membersihkan kandang sapi untuk warga atau peternak di Dawarblandong. Penyebaran yang cepat juga terjadi di Pacet," ia memungkasi.