Senin, 14 June 2021 02:20 UTC
Suasana sistem belajar mengajar di salah satu sekolah SDN di Kabupaten Probolinggo. Foto: Probolinggokab
JATIMNET.COM, Probolinggo - Dalam rangka mengatasi kekurangan guru di ratusan lembaga Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo membuat inovasi dengan menerapkan kelas rangkap atau multigrade.
“Pembelajaran kelas rangkap atau multigrade dilakukan karena lembaga kekurangan guru. Selain itu, jumlah siswa yang ada di lembaga tersebut kurang dari 60 siswa," kata Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati, seperti dikutip di laman probolinggokab
Pembelajaran kelas rangkap ini dilakukan dengan menggabungkan dua kelas menjadi satu kelas. Misalnya siswa kelas 1 dan 2 digabung menjadi satu kelas dan diajar oleh satu guru,” imbuhnya.
Baca Juga: Pendaftar Jalur Prestasi Diprediksi Tinggi
Menurut Sri Agus Indariyati, penerapan pembelajaran kelas rangkap ini mulai dilakukan pada tahun 2019 melalui pendampingan dari program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) di Kecamatan Sukapura. Sebagai pilot project awal saat itu ada 8 lembaga SDN yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap.
“Selanjutnya tahun 2020, pembelajaran kelas rangkap ini direplikasi pada 91 lembaga SDN di seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo sehingga totalnya menjadi 99 lembaga. Kemudian untuk tahun 2021, lembaga SDN yang menerapkan kelas rangkap bertambah 17 lembaga sehingga totalnya mencapai 116 lembaga,” jelasnya.
Untuk mendukung sistem pembelajaran kelas rangkap ini jelas Sri Agus Indariyati, guru-guru yang ada di lembaga tersebut perlu mendapatkan literasi maupun numerasi agar tahu bagaimana mengajar di kelas rangkap.
Baca Juga: Sekolah Animasi dan Kelas Industri Dibangun di KEK Singhasari Malang
“Dalam pembelajaran kelas rangkap, seorang guru memberikan materi yang sama tetapi cara penyampaiannya yang berbeda. Misalnya materi tentang binatang untuk siswa kelas 1 dan 2 dalam kelas rangkap. Untuk kelas 1, siswa harus bisa menyebutkan jenis-jenis binatang dan kelas 2 siswa harus bisa menceritakan cara berkembangbiaknya binatang,” terangnya.
Sri Agus Indariyati menegaskan bahwa penerapan sistem pembelajaran kelas rangkap ini merupakan solusi untuk mengatasi kekurangan guru karena dua kelas bisa dijadikan satu kelas.
“Dengan kelas rangkap maka rasa sosial anak akan tinggi dan menjadi tutor sebaya. Dimana kelas yang lebih tinggi bisa mengajari adik kelasnya. Selain itu, adik kelasnya akan termotivasi bagaimana bisa lebih memahami materi yang disampaikan oleh gurunya,” pungkasnya.