Logo

Atap SDN Balong 3 Ponorogo Disangga Tiang Bambu

Reporter:,Editor:

Kamis, 07 November 2019 08:24 UTC

Atap SDN Balong 3 Ponorogo Disangga Tiang Bambu

LAPUK. Kondisi ruang kelas SDN 3 Balong Ponorogo yang ditopang tujuh tiang bambu. Foto: Gayuh Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Sebuah atap ruangan kelas 3 di SDN 3 Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo ditopang tujuh tiang bambu untuk menyangga kuda-kuda atapnya. Hal ini dilakukan agar atap kelas tidak roboh dan menimpa siswa saat belajar.

Kepala Sekolah Kariminanto mengatakan kondisi tersebut sudah dialami sejak September lalu. Kuda-kuda atap kelas tersebut ditopang bambu karena kondisi sebagian kayunya lapuk dimakan rayap putih.

“Sekitar bulan September lalu sempat ada plafon yang jatuh, ditambah beberapa jendela rusak. Kondisi luarnya bagus, ternyata bagian dalamnya lapuk dimakan rayap,” kata Kariminanto, Kamis 7 November 2019.

BACA JUGA: Atap Bangunan SMPN 2 Jambon di Ponorogo Roboh

Hal ini membuat pihak sekolah melakukan pengecekan. Hasilnya beberapa plafon diketahui jika kuda-kuda pada kelas 3 sudah mulai lapuk. Selain itu, atapnya terlihat sudah mulai melengkung.

“Melihat kondisi yang parah, seluruh siswa kami pindahkan ke ruang lain, awalnya dipindahkan ke perpustakaan. Namun saat ini kami pindahkan ke ruang kesenian yang lebih leluasa,” jelasnya.

Kariminanto menerangkan jika kuda-kuda yang lapuk itu merupakan buatan tahun 1998. Di mana SDN 3 Balong saat itu melakukan pembangunan. Namun pembangunan dan renovasi hanya menyasar pada bagian dinding maupun lantai.

BACA JUGA: Labfor Kepolisian Temukan Atap SDN Gentong Tak Sesuai Spesifikasi Bangunan

Saat ini pihaknya juga sudah melaporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo terkait lapuknya kuda-kuda atap di kelasnya. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan dari Dindik Ponorogo ihwal renovasi.

“Kalau bisa diperbaiki, sebaiknya empat ruangan kelas harus di rehab total, soalnya kelas 3 ini menjadi satu dengan kelas 1, 2, 3 serta ruangan kesenian. Rayap putih kan tidak kelihatan dari luar, takutnya di dalam sudah keropos,” dijelaskan Kariminanto.