Selasa, 03 June 2025 02:00 UTC
Alfita Surya Dewi (kanan), remaja berusia 15 tahun saat menyalami Wakil Ketua DPRD Jombang Donny Anggun di rumahnya, Minggu, 1 Juni 2025. Foto: Dini
JATIMNET.COM, Jombang – Ketika mayoritas remaja putri banyak menghabiskan waktunya untuk belajar, bermain, dan kegiatan lain di sekolah maupun di lingkungan, Alfita Surya Dewi telah sibuk membagi peran.
Tidak sekadar menuntut ilmu, gadis berusia 15 tahun ini harus menjadwalkan dirinya untuk merawat Saripah (80), neneknya yang lumpuh dan terdiagnosa mengalami osteoporosis.
Saban hari, remaja putri ini cukup kuat dan sabar untuk menemani dan merawat sang nenek yang sedang lumpuh.
Alfita rela mengikuti neneknya yang menggunakan walker (alat bantu jalan) menuju kamar mandi. Tidak hanya mengikuti, gadis juga membantu neneknya untuk mandi maupun buang hajat.
Aktivitas itu dilakoni siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Jombang ini sejak lima tahun lalu, tepatnya ketika Alfita masih duduk di bangku kelas 5 SD.
BACA: Dibalik Kisah Pilu, Ibu Digugat Anak Kandung
Awalnya, Alfita menjalani tugas itu setelah kakeknya atau suami Saripah meninggal dunia. Sejak saat itu, remaja putri itu hanya tinggal bersama neneknya di Desa Kepatihan 5 Gang Baru, RT 1 RW 9, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Alfita juga tidak pernah mengetahui ibunya. Sebab, sang ibu meninggal dunia saat melahirkan Alfita dan saudara kembarnya Elfita.
Sementara, ayah kandung Alfita telah menikah lagi dan memilih tinggal bersama istri barunya. Demikian halnya dengan seorang kakak laki-laki Alfita yang ikut bersama sang ayah.
Hingga kini, belum diketahui alamat tinggal ayah kandung Alfita. Adapun Elfita, saudara kembar Alfita ikut kerabat ibunya yang tinggal di Kota Surabaya.
Maka, hanya Alfita dan neneknya, Saripah yang tinggal di Desa Kepatihan 5 Gang Baru, RT 1 RW 9, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Tempat tinggal dua perempuan yang usianya terpaut 65 tahun itu berada di gang kecil. Kendaraan roda empat pun tak dapat melintasinya.
BACA: Anak di Ponorogo Robohkan Rumah Ibunya
Rumah yang mereka tempati terbilang sederhana. Tidak ada meja maupun kursi di ruang tamu kediaman itu. Di ruang itu, hanya ada tikar dan sebuah meja di atas lantai keramik berwarna putih.
Saat wartawan bertandang ke sana, beberapa hari lalu, sebuah kursi roda nampak berada di dekat pintu. Kursi itu milik Sarpiah yang sulit menopang tubuh lantaran menderita osteoporosis. Saat itu, Saripah sedang berada di kamar.
Alfita yang lebih banyak wira-wiri di rumah tersebut. Gadis itu juga sibuk membersihkan rumah, sehingga ruang tamu di sana terlihat bersih.
Meski memiliki peran segudang di usia yang masih belia. Alfita tidak pernah mengeluh. Walau dengan berbagai keterbatasan, membagi waktu untuk belajar dan merawat neneknya, tak menyurutkan semangat dalam mencari ilmu.
Alfita tetap optimis menjadi anak yang berprestasi dan bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Kendati dalam keterbatasan, Alfita tetap ingin melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Jombang, salah satu SMA Negeri favorit di Kota Santri.
Cita-cita Alfita bukan tanpa alasan. Sejumlah tetangga menyebut Alfita sebagai sosok anak yang berbakti dan pandai di tengah keterbatasannya.
Oleh karena itu, para tetangga nampak peduli dengan kondisi Alfita dan neneknya. Tak jarang tetangga depan rumah rela bolak-balik untuk mengurus administrasi bantuan kesejahteraan sosial hingga keperluan sekolah dan meringankan kebutuhan sehari-hari.
BACA: 2.654 Karya Inspiratif Ikuti Kompetisi Gerakan Peduli Lingkungan SIG
Selain para tetangga, perjuangan Alfita merawat Saripah mengundang simpati dari sejumlah kalangan yang lain. Tak terkecuali, pimpinan DPRD Kabupaten Jombang Donny Anggun.
Setelah menerima informasi dari Pemerintah Desa (Pemdes) Kepatihan, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jombang mendatangi rumah Alfita dan neneknya.
Kedatangannya dengan didampingi Kepala Desa Kepatihan Erwin Pribadi dan sejumlah perangkat desa, Minggu petang, 1 Juni 2025.
Saat itu, Alfita yang menemui di ruang tamu. Sedangkan, Sarpiah berada di kamarnya. Lantas, kades dan legislator ini mendatangi kamar sang nenek. Rasa senang penuh harapan terpancar dari wajah Sarpiah.
"Donny buk, rencang kulo (teman saya)," kata Erwin di hadapan nenek Saripah yang terbaring di ranjang kamarnya.
"Alhamdulillah, inggih. Ini tadi kaki kok sakit biasanya saget riwa-riwi (menggunakan kursi roda),“ sahut nenek Saripah sembari menerangkan bahwa ia tidak bisa menyambut dengan duduk karena kakinya sakit.
"Kalau enten napa-napa lapor kulo nggeh buk, lek kulo mboten sanggup tak njaluk tulung Pak Donny," ujar Kades meyakinkan kepada nenek Saripah.
Kedatangan legislator di Kota Santri dan Pemdes Kepatihan ingin memastikan pemenuhan hak-hak Alfita dan nenek Saripah.
Dalam hal ini, sang nenek butuh fasilitas kesehatan untuk berobat dan sang anak butuh fasilitas untuk pendidikan. Hak keduanya dipastikan telah terpenuhi.
"Mendapat informasi itu, kami langsung mendatangi lokasi. Kami berikan hak mereka, baik untuk nenek maupun sang anak yang masih sekolah," kata Donny Anggun.
Hasil kunjungan di kediaman nenek Saripah, politikus PDI Perjuangan ini mendapat informasi jika Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik nenek Saripah bukanlah Penerima Bantuan Iuran (PBI). Artinya, jaminan kesehatan nenek Saripah masih bayar sendiri.
Donny bersama pemdes setempat bergegas mengubah jaminan kesehatan BPJS berbayar menjadi KIS yang ditanggung pemerintah.
Sementara, untuk Alfita disebutnya sudah mendapatkan beasiswa dari Program Indonesia Pintar (PIP) dan bantuan beasiswa lainnya.
Kepala Desa Kepatihan Erwin Pribadi mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kondisi wargaya. Terlebih, bagi warga yang membutuhkan uluran tangan.
Melalui kocek pribadi Erwin, tak jarang kebutuhan Alfita dan nenek Saripah ditanggungnya. Meski dengan berbagai keterbatasan, Erwin optimis bisa sedikit meringankan beban.
Hal ini termasuk menggandeng anggota DPRD Jombang Donny Anggun untuk memberikan hak-hak yang semestinya diperoleh Alfita dan nenek Saripah.
Dengan menenteng sejumlah barang sembako dan kebutuhan sekolah Alfita, Erwin Pribadi dan Donny Anggun disambut hangat oleh para tetangga.
Di hadapan para tetangga, Erwin dan Donny bilang dan meminta para tetangga untuk membantu memantau dan mengabarkan informasi kondisi Elfita dan nenek Saripah.
Pantauan itu disebut Erwin guna memastikan bahwa warganya tidak ada kendala yang krusial di tengah kondisi yang penuh haru itu. Termasuk untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
