Logo

Aplikasi Indoor Planting Jadi Solusi Pengolahan Lahan di Masyarakat

Reporter:,Editor:

Sabtu, 19 September 2020 23:00 UTC

Aplikasi Indoor Planting Jadi Solusi Pengolahan Lahan di Masyarakat

APLIKASI. Mahasiswa ITS mampu membawa pulang emas di ajang the 6th Southeast Asian Agricultural Engineering Student 2020. Mereka membuat aplikasi indoor planting jadi solusi pengolahan lahan di masyarakat yakni My Tanaman.

JATIMNET.COM, Surabaya - Pandemi Covid-19 tidak menghalangi mahasiswa untuk tetap berprestasi bahkan di kancah internasional. Seperti tim mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS misalnya, yang berhasil membawa pulang emas pada ajang the 6th Southeast Asian Agricultural Engineering Student 2020.

Mereka adalah Awang Ivananto Adi, Muhammad Luthfi, dan Tiara Bening Salsabila. Berangkat dari permasalahan lahan di perkotaan, tim yang beranggotakan mahasiswa angkatan 2018 ini menggagas inovasi yang bernama My Tanaman sebagai solusi pengolahan lahan di masyarakat.

Awang selaku ketua tim menjelaskan, My Tanaman merupakan aplikasi yang berbasis Wireless Sensor Network. Nantinya aplikasi tersebut dapat berhubungan langsung dengan database dan modul perangkat yang tertanam pada box ruang tanam.

“My Tanaman adalah sebuah box yang berfungsi sebagai ruang tanam yang didesain untuk dapat mengontrol kondisinya agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman,” kata Awang.

BACA JUGA: i-Car, Mobil Listrik Pintar Tanpa Pengemudi Karya ITS

My Tanaman menawarkan teknologi dan aplikasi yang terintegrasi dalam satu sistem. Selain menciptakan ruang tanam dengan teknik indoor planting, My Tanaman di desain menggunakan material yang aman bagi tumbuhan. “My Tanaman di desain sedemikian rupa agar dapat mengontrol kondisi di ruang tanam hanya dengan menggunakan smartphone,” ia menambahkan.

Selain itu, My Tanaman juga menawarkan fitur-fitur berupa data sensor yang dibaca secara real-time dengan delay tertentu. Indikator yang digunakan meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan, dan sebagainya yang berhubungan dengan monitor kondisi ruang tanam.

Bahkan, My Tanaman juga memiliki fitur kontrol yang mana pengguna bisa menyalakan sistem seperti kipas, pembuat kelembaban buatan, dan lampu penumbuhan untuk bisa mengontrol kondisi dalam ruang tanam.

BACA JUGA: Mahasiwa ITS Ciptakan Grobak, Aplikasi Pesanan Bahan Pangan

Tak hanya itu, uniknya, dalam satu aplikasi tidak hanya bisa memonitor dan mengontrol satu kotak saja, melainkan hingga empat kotak ruang tanam. Juga setiap kotak tidak harus menggunakan user yang sama, melainkan dapat diakses oleh pengguna lain, sehingga mempermudah pekerjaan.

“Analogikan seperti dalam satu perumahan terdapat 12 box dengan tiga pengguna aplikasi, mereka bisa saling koordinasi dengan berganti shift untuk memonitor dan mengontrol kondisi dalam ruang tanam agar tetap stabil sehingga dapat menghasilkan sayuran seperti yang diharapkan,” ia menerangkan.

Kendati aplikasi ini beserta perangkatnya masih dalam bentuk uji coba, Awang berharap agar ke depannya aplikasi ini bisa dikembangkan dan diperbaiki sedemikian rupa. “Sehingga My Tanaman bisa digunakan dengan nyaman dan bermanfaat bagi masyarakat, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia,” ia memungkasi.