Logo

Antisipasi Kekeringan, Pemkab Probolinggo Bangun 42 Sumur Resapan

Reporter:,Editor:

Sabtu, 23 October 2021 10:20 UTC

Antisipasi Kekeringan, Pemkab Probolinggo Bangun 42 Sumur Resapan

SUMUR RESAPAN. Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi meninjau pembangunan sumur resapan di Desa Sumber Kramat, Kec. Tongas, Kab. Probolinggo, Sabtu, 23 Oktober 2021. Foto: Dinas Kominfo Kab. Probolinggo

JATIMNET.COM, Probolinggo – Sebagai salah satu solusi mengatasi kekurangan air di saat musim kemarau, Pemkab Probolinggo melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membangun sumur resapan di Desa Sumber Kramat, Kecamatan Tongas.

Total ada sebanyak 42 sumur resapan yang dibangun di beberapa titik berbeda. Lokasinya berada di lahan sekolah, kantor desa, dan rumah penduduk.

Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengatakan pembangunan sumur resapan merupakan salah satu bentuk pemanfaatan air hujan yang kemudian diresapkan ke dalam tanah.

BACA JUGA: KLHS Penting untuk Kuatkan Cadangan Air

Tata cara pembuatannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan.

"Air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai imbuhan air tanah guna mengatasi kekurangan air di musim kemarau," kata Dwijoko, Sabtu, 23 Oktober 2021.

Dwijoko menyebut Desa Sumber Kramat dipilih sebagai lokasi dibangunnya sumur resapan karena merupakan salah satu desa di Kabupaten Probolinggo yang rawan terjadinya kekeringan dan krisis air bersih.

Menurutnya, dalam pembuatan sumur resapan setidaknya terdiri dari bak kontrol yang berfungsi menyaring air sebelum masuk ke sumur resapan.

BACA JUGA: Meluasnya Tambang Gerus Resapan Air dan Kerusakan Lingkungan

Selanjutnya pipa dimasukkan menuju sumur resapan dan dipasang pula pipa pembuangan yang berfungsi sebagai saluran limpasan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.

Dwijoko menjelaskan, prinsip dasar konservasi air adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan (run off) dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tanah sebagai air resapan (infiltrasi).

“Semakin banyak air yang meresap ke dalam tanah, berarti akan semakin banyak air tanah tersimpan di bawah permukaan bumi,” kata Dwijoko.