Logo

Ambil Paksa Jenazah Bergejala Covid, Warga Probolinggo Diduga Aniaya Polisi

Reporter:,Editor:

Jumat, 05 March 2021 08:20 UTC

Ambil Paksa Jenazah Bergejala Covid, Warga Probolinggo Diduga Aniaya Polisi

AMBIL PAKSA. Tangkapan layar video puluhan warga mengangkut jenazah bergajala Covid-19 dari RSU Wonolangan, Kab. Probolinggo, Jumat, 5 Maret 2021. Foto: Repro

JATIMNET.COM, Probolinggo – Aksi pengambilan paksa jenazah berstatus probable (kemungkinan) Covid-19 di rumah sakit kembali terjadi di Kabupaten Probolinggo. Kali ini terjadi di RSU Wonolangan, Kecamatan Dringu, Jumat 5 Maret 2021.

Jenazah tersebut diketahui bernama Liana, 61 tahun, warga Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Pihak keluarga dibantu puluhan orang nekat membawa pulang paksa jenazah yang masih menunggu hasil tes swab tersebut karena memiliki gejala Covid-19 berupa radang paru-paru (pneumonia).

Peristiwa tersebut sempat direkam menggunakan ponsel oleh salah seorang warga dan diunggah ke media sosial hingga viral.

Dalam aksinya, puluhan orang yang merupakan keluarga dan kerabat korban ramai-ramai mendatangi RSU Wonolangan. Setibanya di rumah sakit, massa kemudian mengambil paksa jenazah.

BACA JUGA: Jemput Paksa Jenazah Covid, 12 Warga Probolinggo Diperiksa Polisi

Meski sudah diberikan imbauan oleh petugas jaga baik dari Polri, TNI, Satpol-PP dan petugas rumah sakit, massa tak menggubris dan tetap mengambil paksa jenazah Liana yang diangkut menggunakan truk.

Tak cukup disitu, massa juga dikabarkan menganiaya salah seorang polisi hingga terluka karena berupaya menghalangi. Selain itu, massa yang beringas juga merampas ponsel polisi tersebut.

Direktur RSU Wonolangan Mariani Indahri mengatakan pasien masuk RSU Wonolangan pada Kamis malam, 4 Maret 2021, sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah diterima rumah sakit, pasien langsung dimasukkan ruang ICU guna mendapatkan perawatan medis.

Namun demikian, kondisinya terus memburuk hingga akhirnya dilakukan tes swab. Akan tetapi sebelum hasil tes keluar, pasien sudah dinyatakan meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 10.20 WIB.

“Terdapat gejala pneumonia di dalam paru-paru pasien yang merupakan gejala mengarah pada Covid-19. Pasien juga mengidap komorbid lain seperti hipertensi,” kata Mariani.

Terkait aksi pengambilan paksa jenazah, Mariani menyebut jajarannya tidak mengalami kekerasan fisik. Namun tak sedikit tenaga kesehatan yang syok akibat mendapatkan kekerasan verbal dari warga yang merangsek masuk.

Menanggapi peristiwa tersebut, Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan bersama Tim Satgas Covid-19 langsung terjun ke RSU Wonolangan.

BACA JUGA: Jenazah Pasien Covid-19 Dibuka, Satgas Covid-19 Probolinggo akan Periksa Warga

Ferdy meminta semua warga yang terlibat aksi pengambilan paksa jenazah agar segera menyerahkan diri. Ferdy juga meminta pihak desa menerapkan protokol kesehatan dalam proses pemakaman jenazah.

"Kami sudah minta pihak desa maupun warga setempat agar berhati-hati dalam proses pemakaman, karena tidak menutup kemungkinan jenazah positif Covid-19," katanya.

Rencananya, setelah pemakaman jenazah, pihak keluarga maupun kerabat yang kontak erat akan dilakukan tracing dan testing oleh Tim Satgas Covid-19.

"Untuk penegakan hukum, tentu kami pelajari terlebih dahulu, karena ada dugaan anggota kami dianiaya. Termasuk juga ponselnya ada yang diambil, serta adanya unsur pelanggaran UU Kekarantinaan kesehatan. Saya harap peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi bagi warga-warga Kabupaten Probolinggo yang lain," ujarnya.