Jumat, 22 March 2019 07:20 UTC
HUJAN ABU. Semburan asap berwarna cokelat yang membawa material abu membumbung tinggi tertiup angin dan mengakibatkan hujan abu di permukiman sekitar kawasan Gunung Bromo. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Hujan abu vulkanik Gunung Bromo mengguyur lima desa suku Tengger di Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jumat 22 Maret 2019. Guyuran abu Bromo ini terjadi sejak tiga hari terakhir ini.
Camat Sumber, Saniwar mengatakan abu vulkanik mengguyur sembilan desa yang ada di wilayah Kecamatan Sumber. Abu vulkanik cukup tebal dirasakan warga di lima desa. Sedangkan di empat desa lainnya tidak terlalu parah.
Lima desa terdampak paling paling parah meliputi, Desa Wonokerso, Sumberanom, Ledokombo, Pandan Sari dan Tukul.
BACA JUGA: Semburan Abu Vulkanik Bromo Ganggu Ekosistem Satwa Liar
Meski terpapar abu vulkanik Gunung Bromo, warga sekitar tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka tetap pergi ke ladang. Sedangkan para siswa tetap berangkat ke sekolah.
“Aktifitas warga masih normal pak, sama seperti hari-hari biasanya. Mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing," kata Saniwar via selulernya, Jum’at 22 Maret 2019.
Ia menambahkan bersama BPBD Kabupaten Probolinggo, pihaknya telah membagikan masker kepada warga untuk mengantipasi terjadinya hujan abu susulan. Ada sekitar 12 ribu masker yang telah dibagikan guna menjaga kesehatan warga dari bahaya abu vulkanik.
“Kalau untuk menjaga kesehatan warga, kemarin, kecamatan bersama BPBD sudah membagikan masker,” jelasnya.
Terkait dengan dampak hujan abu terhadap lahan pertanian warga, Saniwar mengatakan belum menerima laporan.
BACA JUGA: Puncak B29 Ditutup Akibat Erupsi Bromo
Sementara data yang diperoleh Jatimnet.com dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), per 22 Maret 2019 pukul 06.00 WIB, sempat terjadi 3 kali letusan, dengan amplitudo 25 - 27 mm, durasi 20 - 25 detik.
Tinggi asap dari kawah Gunung Bromo berkisar 300-900 meter. Asap kawah bertekanan lemah, sedang hingga kuat teramati berwarna kelabu, dan hitam dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal.
Status aktivitas Gunung Bromo hingga saat ini masih tetap di level II (waspada) dengan rekomendasi masyarakat menjauhi kawasan di radius satu kilometer dari bibir kawah.