Selasa, 28 June 2022 11:40 UTC
85 perwakilan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) se-Kota Surabaya mengikuti pengarahan bahaya radikalisme di Graha Sawunggaling, Selasa 28 Juni 2022.
JATIMNET.COM, Surabaya - 85 perwakilan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) se-Kota Surabaya mengikuti pengarahan bahaya radikalisme di Graha Sawunggaling, Selasa 28 Juni 2022. Turut hadir camat dan lurah, juga hadir Ketua MUI Kota Surabaya Abdul Muchid Murtadho serta para tokoh ulama.
Dalam pengarahannya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut mengatasi paham radikalisme di Surabaya harus dengan sinergitas dan dilakukan penguatan serta pengawasan di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada camat, lurah dan warga untuk saling aware dengan lingkungan di sekitarnya.
"Warga jangan sungkan melapor ke Kecamatan, Polsek, Danramil atau Kelurahan, apabila menemukan adanya ajaran di luar ajaran Islam. Begitu dengan camat dan lurah, kalau ada ponpes baru tolong tanyakan ke tokoh agama di wilayahnya, sesuai atau tidak ajarannya," kata Eri, Selasa 28 Juni 2022.
Menurutnya, dalam mencegah paham radikalisme juga butuh kontribusi tokoh agama lain, agar Kota Surabaya ke depannya semakin kondusif dan terhindar dari ajaran yang melanggar aturan umat beragama. "Hari ini kami mengundang dari ponpes, setelah itu kita undang juga tokoh agama dan lembaga keagamaan lainnya," ia menuturkan.
Baca Juga: Tangkal Radikalisme, Warga Surabaya Diimbau Peduli Lingkungan Sosial
Selain kolaborasi, agar paham radikalisme tidak sampai merasuk ke lingkup ponpes, Pemkot Surabaya juga mengajak untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan.
"Biar nggak kagetan, tiba-tiba di Surabaya ada ajaran atau organisasi yang tidak terdaftar oleh negara seperti kemarin. Maka dari itu, kita gandeng pondok pesantren dengan kegiatan positif, seperti halnya ekonomi kerakyatan," ia mengungkapkan.
Di samping itu, kesejahteraan ponpes juga akan ditingkatkan dengan memberikan beasiswa dan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA).
"Termasuk Madrasah Aliyah, kan sudah masuk daftarnya. Maka dari itu, untuk ponpes harus didata lagi. Khusus arek Suroboyo yang ada di ponpes kita berikan BOPDA," ia menjelaskan.
Sementara Ketua MUI Surabaya Abdul Muchid Murtadho mendukung langkah dalam mengatasi pencegahan ajaran radikalisme di Kota Pahlawan.
"Agar umat Islam terutama anak-anak muda Surabaya tidak terjerumus dengan ajaran radikal, kita harus mencegah itu dari awal. Jangan sampai juga generasi kita selanjutnya terjerumus ke hal maksiat dan sebagainya," kata Muchid memungkasi.