Logo

25 Besar Peserta Terbaik Dapat Piagam Penghargaan Lomba Toilet Bersih dan Kantin Sehat

Reporter:,Editor:

Senin, 28 March 2022 12:20 UTC

25 Besar Peserta Terbaik Dapat Piagam Penghargaan Lomba Toilet Bersih dan Kantin Sehat

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan penghagraan Penganugerahan Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya dan Lomba Toilet Bersih dan Kantin Sehat (TBKS), Senin 28 Maret 2022. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Sebanyak 25 besar peserta terbaik mendapat piagam penghargaan Penganugerahan Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya dan Lomba Toilet Bersih dan Kantin Sehat (TBKS) dari Pemkot Surabaya.

Penghargaan TBKS itu diberikan secara langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Lobby Lantai 2 Kantor Balai Kota Surabaya, Senin 28 Maret 2020.

Dari 25 peserta itu, yang berhasil memenangkan lomba TBKS ini diantaranya, kategori terbaik pertama diraih SDN Ngagel I, terbaik kedua diraih oleh SDN Ketintang I dan terbaik ketiga diraih oleh SDN Rungkut Menanggal I.

Sedangkan juara harapan satu diraih oleh SDN Banjarsugihan I dan harapan dua diraih SDN Ngagel Rejo I. Sementara pemenang sekolah Adiwiyata ada 17 peserta yang berhasil memenangkan ajang ini, diantaranya adalah SMPN 46, SD Utsman Bin Affan, SMPN 47, SDN Manukan Kulon VI, SDN Margorejo I dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Sembilan Sekolah di Surabaya Dapat Penghargaan Adiwiyata Mandiri dari KLHK

Adanya lomba TBKS ini, Eri Cahyadi berharap bisa memberikan dampak positif bagi siswa SD - SMP negeri maupun swasta di Kota Pahlawan. Selain itu, ia juga ingin TBKS dijadikan penyemangat dan membiasakan hidup lebih disiplin.

"Kalau sejak awal memiliki rasa disiplin sejak dini, maka kelak mereka (siswa) akan menjadi pemimpin yang sempurna sekaligus mempunyai Akhlakul Karimah. Ini yang saya harapkan," kata Eri, Senin 28 Maret 2022.

Selain itu, diharapkan TBKS ini bisa menjadi kebiasaan baik bagi siswa SD dan SMP Kota Surabaya, di sekolah maupun di rumah. Nantinya, sambung, ketika siswa berada di rumah bisa menerapkan kebiasaan baik dan juga menyampaikan kebaikan itu di lingkungan rumahnya.

"Ini lah yang saya inginkan, dengan penghargaan sekolah Adiwiyata TBKS ini, siswa bisa menjaga lingkungan menjadi nyaman, bagaimana lingkungan menjadi bersih dengan diawali pendidikan sejak dini. Dan Fainsya Allah, ditangannya panjenengan ini (Guru) maka Surabaya pasti bisa mencetak calon pemimpin-pemimpin yang cinta terhadap lingkungannya," ia mengungkapkan.

Baca Juga: 11 Sekolah di Surabaya Raih Penghargaan Adiwiyata Provinsi

Selain itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro juga diminta lebih menggiatkan lagi kegiatan TBKS di seluruh sekolah, baik itu SD - SMP negeri maupun swasta.

"Semoga tidak berhenti di hari ini saja Pak Kadis, karena yang ikut ini kan masih 23 persen, jadi nanti ke depannya kalau bisa 100 persen yang ikut. Nanti, meskipun tidak meraih juara, paling tidak mereka yang gagal mencoba untuk menjadi yang terbaik," ia menjelaskan.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa menimbulkan rasa kegotongroyongan dan kekeluargaan yang kuat, pada diri siswa siswi SD - SMP di Kota Pahlawan. "Jangan ada lagi rasa persaingan dan menjatuhkan satu sama lain, maka dari itu kita harus menanamkan sejak dini rasa simpati dan kegotongroyongan serta kekeluargaan, yang terpenting bisa menghormati orang lain," ia mengingatkan.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan Penganugerahan Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya dan TBKS ini merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), agar siswa SD - SMP terbiasa dengan lingkungan bersih dan sehat.

Baca Juga: 14 Sekolah Terima Anugerah Adiwiyata Kota Surabaya 2020

"Karena kan bukan hanya bicara soal pendidikan lingkungan saja, tapi tentang kesehatan juga. Jadi, diajarkan juga, jangan jajan sembarangan, kemudian diarahkan agar tidak jajan sembarangan. Kenapa kantin dan toilet? Karena memang sumber penyakit itu ada di situ," kata Hebi.

Terkait jumlah peserta yang sedikit, Hebi memastikan pada tahun 2023 mendatang bisa mengikutsertakan seluruh SD - SMP se-Surabaya untuk berpartisipasi dalam TBKS. "Nanti lewat surat dari Pak Wali Kota, akan kita minta seluruh SD - SMP untuk wajib ikut. Terutama Adiwiyata, karena ini adalah program dari KLHK, kalau yang ikut semakin banyak, semakin bagus," ia menuturkan.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya melalui DLH telah melakukan penilaian, mulai dari kondisi toilet hingga kantin. Meskipun pada Januari hingga awal Maret lalu masih Pembelajar Tatap Muka (PTM) 25 persen, hal itu tidak menghalangi berjalannya lomba.

Agus menyampaikan penilaian waktu itu dilakukan secara acak dan dadakan. Tujuannya, agar para peserta yang berpartisipasi tidak asal ikut-ikutan lomba, akan tetapi bisa serius menciptakan lingkungan sehat bersih secara berkelanjutan.

"Penilaiannya tidak sekali, tapi acak. Kita cek, gimana kondisinya toiletnya, sering dicuci dikuras apa enggak, dan lain sebagainya, kemudian kami nilai.

Menurut Hebi, lomba ini membutuhkan effort lebih dan kerja sama banyak pihak, baik guru, siswa hingga wali murid. Salah satu kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini pada anak diantaranya, dengan membawa wadah minum dari rumah hingga membiasakan untuk mengurangi penggunaan kantong kresek.

"Jadi, hal-hal seperti itu yang membuat mereka kesulitan, itu disebabkan karena kebiasaan di lingkungan rumah dan kebiasaan di sekolah yang berbeda. Artinya harus ada peran antara orang tua dan guru agar siswa mencintai lingkungannya bersih, karena lomba ini membutuhkan effort lebih," ia memungkasi.