Sabtu, 22 June 2019 12:50 UTC
TANDA TANGAN. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto (batik hitam) menandatangani surat Perjanjian Hibah Daerah (PHD) air minum perdesaan di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat 21 Juni 2019. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Gresik – Pemerintah Kabupaten Gresik menerima hibah air minum perdesaan sebanyak 1.300 sambungan rumah (SR) melalui APBN 2019.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menandatangai surat Perjanjian Hibah Daerah (PHD) air minum yang nilainya Rp 2 juta per sambungan rumah atau senilai Rp 2,6 miliar di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Jumat 21 Juni 2019.
Kepala Bagian Humas dan Protokol, Sutrisno mengatakan, Gresik merupakan satu dari 70 kabupaten/kota di Indonesia yang menerima program hibah ini.
BACA JUGA: KONI Gresik Targetkan Runner Up di Porprov VI
"Dalam program ini Pemkab Gresik menargetkan 100 persen akses aman air minum, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak," kata Sutrisno, Sabtu 22 Juni 2019.
Untuk melaksanakan program tersebut, akta Sutrisno, pemda harus memiliki Peraturan Daerah (Perda) Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) dan kesiapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun berjalan.
Menurutnya, Gresik menerima program yang sama sejak tahun 2016. Tahun 2016 sebanyak 300 SR atau sebesar Rp 600 juta. Kemudian tahun 2017 menerima 550 SR atau sebesar Rp 1,1 miliar. Dan pada 2018 menerima 750 SR atau sebesar Rp 1,5 miliar.
BACA JUGA: Di Gresik Jokowi Minta Sertifikat Tanah Tak Gampang "Disekolahkan"
Untuk tahun 2019 sebanyak 1.300 SR akan dialokasikan ke 14 Desa. Yaitu Desa Jrebeng dan Mojopetung, Kecamatan Dukun, sebanyak 200 SR. Desa Sumurber, Campurejo, dan Serah di Kecamatan Panceng sebanyak 300 SR.
Desa Sumari, Duduksampeyan sebanyak 54 SR. Desa Sumberwaru dan Kesambenkulon, Kecamatan Wringinanom sebanyak 200 SR. Desa Peganden, Manyar sebanyak 82 SR. Desa Gedangan dan Randuboto, Kecamatan Sidayu sebanyak 200 SR.
Kemudian Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah sebanyak 64 SR. Desa Sidomukti dan Melirang, Kecamatan Bungah sebanyak 200 SR. “Total sejak tahun 2016 sampai 2019 sebanyak 2.900 SR atau sebesar Rp 5,8 miliar," kata Sutrisno.