Logo

17 Puskesmas di Situbondo Terapkan Pelayanan Branding

Reporter:,Editor:

Jumat, 06 September 2019 07:52 UTC

17 Puskesmas di Situbondo Terapkan Pelayanan <em>Branding</em>

PELAYANAN: Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, Abu Bakar Abdi saat mengunjungi pelayanan anak berkebutuhan khusus. Foto: Hozaini.

JATIMNET.COM, Situbondo - Saat ini 17 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Situbondo sudah memiliki berbagai pelayanan branding. Pelayanan puskesmas  branding disesuaikan dengan kebutuhan setiap wilayah, mulai pengobatan khsusus warga Lanjut Usia (Lansia), orang gila hingga pelayanan kesehatan bagi waria.

“Ini bentuk inovasi pelayanan kesehatan. Setiap puskesmas memiliki pelayanan branding agar memiliki pelayanan andalan khusus bagi masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, Abu Bakar Abdi, Jumat 6 September 2019.

Seperti halnya dengan di Puskesmas Panji yang memiliki pelayanan branding khusus penderita kusta, mengingat jumlah penderita kusta tertinggi berada di wilayah itu. Bahkan WHO pernah datang ke Kecamatan Panji 2003 silam.

“Saat ini penderitanya sudah menurun drastis. Kalau secara keseluruhan jumlah penderita kusta tahun ini sekitar 700 orang tesebar di 17 Kecamatan, menurun jika dibandingan tahun sebelumnya yang mencapai 1000 orang lebih. Paling tinggi penyebaran pasien di Kecamatan Panji, Kecamatan Kapongan, dan Kecamatan kota Situbondo,” terangnya.

BACA JUGA: Tekan Jumlah ODHA, Pemkot Surabaya Tingkatkan Layanan Puskesmas 

Dijelaskan, Pengobatan pasien kusta dilakukan secara total. Bagi penderita yang sampai mengalami cacat fisik diberikan bantuan seperti kaki dan tangan palsu. Selain itu, ada juga program pemberdayaan bagi penderita kusta berupa bantuan ternak.

“Kita bekerjasama dengan Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto untuk rehabilitasi total pasien kusta,” katanya.

Sementara Puskesmas Mlandingan, melayani pengobatan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Selain melakukan pembebasan orang gila pasung, Puskesmas Mlandingan dijadikan tempat rawat inap bagi pasien gangguan jiwa.

Selain itu, Puskesmas Bungatan yang memiliki pelayanan khusus warga lanjut usia dan Puskesmas Kendit khusus bagi waria. Di puskesmas lansia ada program senam kebugaran yang khusus diciptakan Dinas Kesehatan bernama senam “Tetet”. Lain lagi dengan Puskesmas Panarukan yang memiliki branding pengobatan mata hingga operasi mata katarak serta pelayanan penyakit gigi.

BACA JUGA: Kepala Puskesmas Widang Potong Uang Jaspel Karyawan

“Puskesmas branding tidak hanya memberikan pengobatan medis, melainkan ikut melakukan pemberdayaan melalui komunitas, seperti pelatihan keterampilan bagi para waria dan lain-lain,” ujar Abu Bakar Abdi.

Selain pelayanan Puskesmas branding, Dinas Kesehatan juga memiliki RPG (Rumah Pemulihan Gizi). Presiden Jokowi  pernah melihat RPG ini, September 2016 silam. Dinkes Situbondo juga punya gedung DC2T (Dinkes Command Centre and Theartre).

Gedung yang diresmikan sejak 9 Januari 2019 merupakan yang pertama di Indonesia. Gedung DC2T didesain layaknya studio teater mini dilengkapi fitur Early Warning System (EWS) yang dapat memantau penyakit wabah dan Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Melalui  gedung DC2T ini jumlah pasien yang berobat di Situbondo akan terpantau setiap hari sampai kepada pelayanan dan pemberian obat kepada pasien,” kata Abu Bakar Abdi.