Senin, 28 July 2025 09:30 UTC
Direktur WCC Jombang Ana Abdillah saat diwawancarai. Foto: Taufiqur Rachman
JATIMNET.COM, Jombang – Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang Ana Abdillah prihatin atas dugaan kasus kekerasan seksual dan pemerasan yang menimpa seorang perempuan diduga dilakukan oknum perangkat Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang.
"Kasus ini tidak boleh disederhanakan sebagai perselingkuhan biasa. Ada unsur kekerasan berbasis gender yang jelas, di mana korban berada dalam posisi rentan secara psikologis dan sosial," Kata Ana saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Senin, 28 Juli 2025.
Menurut Ana, pelaku yang merupakan aparat desa memiliki posisi strategis yang memungkinkannya melakukan manipulasi. Ia juga mengkritik respons pihak berwenang yang dinilai meremehkan kasus tersebut.
"Korban mengalami tekanan berkepanjangan dalam situasi yang diliputi ancaman dan ketidakseimbangan kekuasaan. Pendekatan yang tidak sensitif gender hanya akan memperparah trauma korban dan menghambat proses keadilan," katanya.
BACA: Perempuan di Mojokerto jadi Korban Kekerasan Seksual oleh Teman Sesama Jenis
Ana menyatakan siap mendampingi korban dengan memberikan pendampingan psikologis, medis, dan hukum.
"Kami juga mendorong aparat penegak hukum melakukan investigasi menyeluruh. Kami meminta semua pihak menghormati privasi korban dan menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan untuk berbicara," katanya.
Terlebih, ia telah mendengarkan kronologi kasus ini bermula ketika korban mengaku tidak mampu menolak permintaan pelaku meski dalam hati korban tidak menginginkannya.
Bahkan korban juga terjebak dan takut karena ada ancaman penyebaran foto dan video yang disimpan pelaku.
"Kami menegaskan kekerasan seksual adalah kejahatan yang harus ditindak tegas. Kami akan terus mendampingi perjuangan Anda," kata Ana.
